Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perkantoran Kluster Penularan, Pengendara Jadi Sasaran

22 September 2020   07:59 Diperbarui: 22 September 2020   11:37 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG

Dalam 6 bulan wabah semakin tak terkendali dan semakin mengkhawatirkan. Selalu kedisplinan masyarakat dijadikan kambing hitam sebagai penyebab utama kegagalan penanganan wabah. Sehingga aparat Satpol PP, TNI, Polisi sibuk dikerahkan melakukan operasi yustisi penindakan masyarakat yang tidak memakai masker di jalan raya. 

Padahal data dan fakta menunjukkan kluster terbesar justru bukan di jalan raya tetapi di perkantoran pemerintah, pasar, tempat ibadah, dan rumah makan.

Ketika banyak negara dalam 3 bulan sudah berhasil keluar dari wabah covid-19 gelombang pertama. Indonesia justru belum bisa keluar dari wabah gelombang pertama tragisnya justru semakin meningkat mengkawatirkan. Bahkan setiap hari dilaporkan rekor harian kenaikkan baru kasus. Tampaknya banyak yang harus dievaluasi dalam penanganan wabah di indonesia.

Data dan fakta epidemiologis yang ada dalam wabah sebenarnya dapat dijadikan dasar langkah ilmiah untuk pencegahan dan penanganan pandemi. 

Ketika langkah ilmiah tersebut tidak digunakan sebagai langkah utama dalam perencanaan pencegahan penyakit maka yang terjadi adalah salah langkah dalam penanganan wabah. Ketika kluster utama adalah perkantoran dan pasar maka fokus utama bukan operasi yustisi di jalan raya.

Benarkah masyarakat tidak displin? Hasil survei yang dilakukan oleh Social Resilience Lab Nanyang Technological University menunjukkan bahwa 90 persen warga Ibu Kota mengaku rajin mencuci tangan, 97 persen menjaga jarak, dan 90 persen memakai masker saat di luar rumah. 

Data itu juga dikuatkan oleh fakta di lapangan yang diungkapkan Arifin, Ketua Satpol PP DKI Jakarta saat melakukan operasi penertiban PSBB di jalanan. Saat ini sulit mencari warga Jakarta tidak memakai masker di jalanan. Masyarakat Jakarta tampaknya sudah disiplin.

Data lain menunjukkan bahwa ketidak disiplinan tampanya bukan yang utama. Didapatkan data bahwa 90% penderita covid19 ternyata sudah memakai masker saat aktifitas di luar. 

Fakta lain mengungkapkan hanya sekitar 0,7% driver ojek online yang dirawat di RS Isolasi Wisma Atlit di Jakarta. Teori epidemiologis juga menjelaskan bahwa jarak lebih dari 2 meter dan bukan kerumunan seperti di jalan raya dianggap bukan sebagai tempat resiko penularan utama.

Tidak banyak disadari dan luput dari penanganan, justru kluster terbesar penularan covid-19 adalah perkantoran. 

drwido.com
drwido.com
Didapatkan kluster Kementerian Kesehatan RI 252 (kasus), Kementerian Perhubungan RI (175 kasus), KPK (106 kasus), BPOM pusat (89 kasus), Kantor PPLP Tanjung Priok (88 kasus) I-News TV (MNC Tower) (87 kasus), Asrama Bethel Tanah Abang (82 kasus), Masjid Jamii Taman Sari, Jakarta Barat (80 kasus) BPKP Jakarta Timur (73 kasus), PT DNP Indonesia, Jakarta Timur (72 kasus).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun