Mohon tunggu...
Samuel Budiana
Samuel Budiana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Antisipasi Berita Hoaks

11 November 2017   11:45 Diperbarui: 11 November 2017   11:54 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perubahan situasi yang begitu cepat di era milenia ini dirasakan sebagai perubahan yang bersifat instan.Ketika sebuah situasi baru terjadi, tidak berselang lama situasi yang lebih baru lagi terjadi. Salah satu perubahan yang dapat kita amati bersama adalah perubahan kemajuan komunikasi yang begitu cepat dan dahsyat. Perubahan sarana komunikasi dari jaringan kabel bergeser menjadi jaringan nirkabel, perubahan model komunikasi dari "pesan pager" menjadi SMS(short message service)membuat situasi di mana kita semua lebih dipermudah dalam berkomunikasi. Model komunikasi yang sedang berkembang luar biasa saat-saat ini adalah model media sosial. Hampir dapat dipastikan kita semua memiliki satu dari media sosial yang ada seperti, Facebook, twitter, LINE, WA, Instagram dan sebagainya. 

Media sosial sangat memiliki daya pikat dan pengaruh yang kuat bagi penggunanya dan sering kali pula waktu kita dihabiskan untuk sekedar chatting atau ubah status. Berkaitan dengan pesan berita yang sering kita dapatkan dalam dunia media sosial, kita seringkali susah membedakan kebenaran berita yang kita dapatkan. Di satu sisi berita --berita yang muncul dalam media sosial membuat kita menjadi kaya informasi dan juga dapat menghibur manakala berita lucu yang kita dapatkan, namun disisi yang lain seringkali kita mengkonsumsi mentah-mentah berita yang belum tentu kebenarannya/berita bohong yang dikenal dengan nama berita HOAX.

Berita HOAX(berita kebohongan) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berita bohong, atau dengan terjemahan lain berita kebohongan yang di buat dengan maksud kejahatan. Ada sebagian oknum tertentu bermaksud membuat sebuah candaan dalam membuat berita, dan ada sebagian membuat berita untuk maksud menjelekkan. Tidak mudah membedakan mana berita yang benar dan mana yang bohong. Perlu dipahami dan disadari dampak-dampak yang muncul dari berita-berita HOAX yang kita dapatkan.

Skeptis/Kurang percaya.Sifat skeptis merupakan sikap kurang percaya/ragu-ragu terhadap sesuatu yang benar atau salah, muncul sebagai akibat terlalu sering mendapatkan suatu informasi yang diduga benar namun ternyata sebaliknya dan membuat kita kehilangan rasa percaya akan banyak hal disekeliling kita. Salah satu yang membuat sikap skeptis ini adalah maraknya berita HOAX yang kita dapatkan. Banyaknya berita HOAX membuat kita ragu-ragu dengan informasi yang kita dapatkan dan Insting dasar kita tidak lagi dapat merasakan kebenaran sebuah berita. 

Pada dasarnya kita memiliki insting dasar untuk berpikir positif terhadap semua hal di sekeliling kita.Semasa kita kecil, kita tidak memiliki rasa takut, curiga dan berpikir negatif tentang sesuatu yang ada di sekeliling kita. Kita dengan nyaman bersosialisasi dengan siapapun. Namun dengan banyaknya berita/hal yang kita konsumsi, maka kitapun lambat laun menjadi takut, curiga dan mudah berpikir negatif tentang sesuatu disekeliling kita.

Cuek/Masa bodoh.Dampak lain yang dirasakan dengan maraknya berita HOAX adalah rasa cuek seseorang terhadap yang lain. Banyaknya berita HOAX menjadikan kita acuh tak acuh terhadap semua berita termasuk berita yang memang benar. Kita tidak terlalu peduli dengan berita yang kita dapatkan dan kesan kita menggangap berita yang kita dapatkan menjadi tidak penting. Sangat disayangkan jika yang kita dapatkan berita benar dan kita acuh terhadapnya.

PenebarKebohongan.Bagi pengguna media sosial yang setia, seringkali kita meneruskan pesan berita yang kita dapatkan tanpa memeriksa kebenarannya. Kita senang bila saudara, teman ataupun orang lain mendapat terusan berita yang kita dapatkan. Ini bisa jadi merupakan sebuah hobi untuk berbagi berita. Namun sayangnya berita yang kita teruskan belum tentu semuanya berita benar. Dan jika kita dengan mudahnya meneruskan berita yang belum tentu benar tersebut ke orang lain, maka kita dapat disebut sebagai Penebar Kebohongan.

Gegana(Gelisah, Galau, Merana).Berita HOAX seringkali menciptakan keresahan di komunitas-komunitas yang ada. Keresahan biasanya timbul dari berita yang mengganggu kenyamanan kita. Seperti contohnya beberapa waktu lalu ada berita tentang pendaftaran ulang nomor simcard kita yang wajib dilakukan dengan mengirimkan no.KTP dan no.KK kita ke operator untuk pendataan kembali. Disela-sela berita tersebut, muncul berita lain yang menginformasikan bahwa permintaan dari Kominfo tersebut adalah berita hoax dengan menyebutkan bahwa itu sebuah modus untuk mencuri data diri kita. Sungguh membingungkan dan sering menyebabkan kita menjadi gelisah, galau dan merana.

Perlu sebuah pemikiran cerdas dan bijak dalam menyikapi berita-berita yang kita dapatkan dalam media sosial. Tidak semua berita benar dan tidak semua berita HOAX. Ada beberapa pemikiran yang dapat menjadi cara untuk mendeteksi kebenaran sebuah berita.

Telusuri sumber berita. Menelusuri kebenaran sebuah berita dapat ditelusuri dari sumber beritanya. Sumber berita yang baik pasti salah satunya memberi kontak pengirim sebagai identitas.

Konfirmasi kebenarannya.Konfirmasikan kebenaran berita yang kita dapatkan kepada pengirim supaya kita tidak terjebak dalam berita yang tidak benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun