Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Diri Sendiri Memang Sulit tetapi Harus

21 November 2017   11:24 Diperbarui: 21 November 2017   11:40 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai makhluk sosial, kita, manusia, hidup berkerangkakan relasi sosial dengan sesama. Kebergantungan kehidupan kita pada hubungan sosial itu menyebabkan diri kita secara kodrati senantiasa saling terikat dan saling mempengaruhi dengan orang lain di dalam kelompok masyarakat manapun kita bergabung.

Sayangnya, untuk sebagian besar kita, komunitas mempengaruhi dan mengikat pribadi kita secara lebih kuat ketimbang diri kita terhadap lingkungan komunitas! Dalam segala hal. Terutama dalam hal tren. Akibatnya, kita menghabiskan sebagian besar waktu, energi, uang, dan semua sumber daya yang kita miliki hanya untuk mengikuti apa yang tengah aktual di tengah masyarakat.

Tanpa kita sadari, pandangan kita pun kemudian menjadi kabur akan jatidiri kita sendiri! Dengan kata lain, kita semakin kurang menjadi diri sendiri, bahkan akhirnya tidak lagi menjadi diri kita sendiri!

Padahal, kebenaran yang sangat mungkin banyak dari kita belum sadari dan mengerti, seharusnya tidak begitu skenarionya! Karena, semestinya, di antara individu dengan komunitas terjalin hubungan ikat-mengikat dan pengaruh-mempengaruhi yang sama kuatnya. Sebab, tiap manusia terlahir dengan memiliki independensi dan otonomi penuh. Tentu saja, ini adalah independensi dan otonomi yang relatif. Bukan dalam hubungan dengan Tuhan. Karena, dalam relasi dengan Tuhan, justru sebaliknya, kita adalah budak yang berketergantungan total secara mutlak pada-Nya! Tetapi, terhadap orang lain dan masyarakat, kendati kita memang terikat dan terpengaruh olehnya, kita sebenarnya berada dalam status yang merdeka dan mandiri, sama sekali tidak bergantung dan tidak berketergantungan!

Namun, memang tak dapat kita sangkali, yang namanya mempertahankan kemerdekaan dan kemandirian itu berat! Itu sebabnya, seumur hidup, kita harus berjuang luar biasa keras kalau mau tetap menjadi diri kita sendiri. Karena, setiap saat, lingkungan masyarakat selalu cenderung menarik kita ke dalam dominasinya dalam banyak hal, mulai dari patokan kelaziman sampai dengan standar kepatutan. Sedangkan di semua bangsa individualistis saja hal itu saban hari terjadi, lebih-lebih di kalangan bangsa kita yang komunal.

Tetapi, karena kita adalah hamba dari Tuhan yang telah menentukan masing-masing kita punya status yang merdeka dan mandiri terhadap siapapun selain Diri-Nya, perjuangan itu wajib kita jalani! Lagipula, sekalipun prosesnya pahit, buahnya dijamin manis!

Saya sendiri sudah, masih sedang, dan pasti akan terus mengalaminya sendiri! Sejak kecil, saya kenyang dengan perlakuan tidak menyenangkan gara-gara memiliki pandangan, pemikiran, kebiasaan, selera, dan perilaku saya banyak berbeda dengan kebanyakan orang. Mulai dari yang paling ringan seperti pandangan aneh, hingga yang paling berat semacam perundungan (bullying), termasuk perundungan secara fisik.

Sudah lebih dari dua dekade saya tidak mengubah gaya potongan rambut. Rambut saya yang lebat ini saya sisir ke belakang dengan sedikit jatuh ke belah tengah, berhubung potongan seperti itu yang saya sukai karena terasa cocok dengan bentuk wajah saya yang seperti hati. Sebagai gambaran, potongan rambut saya mirip Andy Lau dan almarhum Tommy Paige, biarpun sebenarnya saya bukannya terinspirasi oleh gaya rambut mereka. Saya juga tidak pernah mengikuti tren model saat membeli pakaian dan alas kaki. Yang penting, kalau ukurannya pas serta saya suka dengan model, motif, dan warna dari kemeja, kaos, celana, sepatu, dan sandal tertentu, itulah yang saya pilih dan beli. Dan saya pasti nyaman-nyaman saja dengan semua yang saya kenakan.

Walaupun saya ini pengagum wanita, penangkapan saya terhadap citra kaum Hawa itu ternyata cukup besar perbedaannya dengan sesama kaum Adam lainnya. Kalau oleh sebagian besar orang Indonesia, terutama kaum saya, para pria, Raisa Andriana dan Isyana Sarasvati dinobatkan sebagai dua wanita, atau setidaknya: wanita artis/selebritas, tercantik dan teristimewa di Indonesia, bagi saya, keduanya biasa-biasa saja. Baik dari segi kecantikan ragawi maupun dari segi kualitas vokal dan musikalitas. Jelas, dalam penilaian saya, wajah dan rupa mereka sama sekali tidak jelek, suara dan kemampuan musik mereka pun bukannya buruk. Hanya saja, semua itu tidak sampai membuat saya terkesan. Apalagi sampai tergila-gila. Karena itu, "Hari Patah Hati Nasional", yang ditahbiskan untuk hari pernikahan Raisa dengan Hamish Daud, tidaklah berlaku untuk saya.

Saya juga punya kebiasaan susah membuang barang bekas. Sandal jepit yang sudah putus, kardus dan karton bekas, kertas bekas dari buku tulis atau koran atau majalah atau dari yang lainnya, sampai karet pentil tabung gas elpiji tetap masih bisa bermanfaat untuk melapisi atau menambal atau menjadi tambahan dari apa saja, sehingga tidak usah membeli komponen baru lagi.

Di antara barang bekas pakai yang paling banyak saya "koleksi" ialah kantong plastik. Bahkan, bila melihat kantong plastik berceceran di jalan, asalkan kondisinya kosong, kering, dan masih cukup bersih, saya akan memungutnya. Lumayan, untuk dijadikan wadah sampah supaya tidak berceceran saat diambil petugas pengumpul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun