Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Subianto "Gali Liang Kubur" Sendiri?

27 November 2020   19:58 Diperbarui: 27 November 2020   22:38 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merujuk pada pengalaman itu, rasanya sangat wajar bila PDI-P begitu mesra dengan Gerindra. Sebab Ketua umumnya, Prabowo Subianto sejauh ini masih mendominasi angka elektabilitas. 

PDI-P sebagai partai terbesar digabung dengan Partai Gerindra yang juga partai besar plus elektabilitas Prabowo yang hampir selalu berada di peringkat puncak adalah pasangan ideal. Secara hitung-hitungan di atas kertas akan sangat sulit dikalahkan. 

Tapi, perjalanan politik sangat sulit ditebak. Siapa sangka, Menteri KKP, sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo harus kena OTT KPK atas dugaan suap benih lobster. 

Tertangkapnya Edhy Prabowo mau tidak mau langsung mencoreng nama baik Partai Gerindra juga Prabowo Subianto. Tak sedikit yang percaya, tertangkapnya Edhy akan meruntuhkan elektoral Partai Gerindra dan Prabowo. Bila para pengurus partai berlambang kepala burung garuda tersebut tidak bergerak cepat membersihkan nama baik partai dan kembali mengambil hati publik. 

Jika mereka tidak mampu secepatnya memulihkan nama baik partai dan malah menjadikannya semakin terpuruk, maka bisa disebut Prabowo Subianto telah "menggali liang kuburnya" sendiri sejak memilih Edhy Prabowo sebagai menteri. 

Setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan mantan Danjend Kopasus tersebut "menggali kubur" sendiri. Kedua alasan dimaksud adalah: 

Pertama, elektoral Parta Gerindra bisa terjun bebas seperti pernah dialami oleh Partai Demokrat. Karena banyak kadernya yang jadi pesakitan KPK, partai Mercy ini hanya mampu berkutat di papan tengah. 

Kedua, bukan mustahil hubungan mesra Partai Gerindra dengan PDI-P akan kembali merenggang. Partai banteng tentu tidak ingin kena imbas dari masalah yang menjerat koleganya tersebut. Bahkan, mungkin kembali meninggalkan Partai Gerindra dan Prabowo, seperti pernah dilakukannya pada Pilpres 2014 lalu. 

Beda halnya dengan Partai Gerindra yang masih membutuhkan sokongan partai lain agar bisa mengusung pasangan calonnya. PDI-P justru ongkang-ongkang kaki. Tanpa membangun koalisi dengan partainya Prabowo pun, mereka bisa mengusung pasangan calonnya sendiri. 

Kenapa? 

Karena partai berlambang banteng gemuk moncong putih tersebut satu-satunya partai yang telah memenuhi ambang batas pilpres atau presidential threshold. Mereka memiliki lebih dari 20 persen kursi di DPR RI atau 128 dari jumlah total 576 kursi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun