Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

JK Kembali "Turun Gunung" dan Menakar Arti Poros JK-Anies-Rizieq

22 November 2020   22:17 Diperbarui: 22 November 2020   22:31 3033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SETELAH purna tugas sebagai Wakil Presiden RI mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) masa jabatan 2014 - 2019, Muhamad Jusuf Kalla atau akrab dipanggil JK menyatakan akan pensiun dari dunia politik. Dia akan menghabiskan masa tuanya dengan bercengkrama dengan anak istri dan mengemong cucu. 

Ibarat dalam sebuah cerita-cerita silat, JK tak ubahnya seorang pendekar yang telah cukup lama malang melintang di dunia persilatan---Kang Ouw. Karena telah merasa usianya sudah menua, dia memutuskan meninggalkan dunia penuh kekerasan tersebut dan memutuskan berdiam diri di pegunungan jadi seorang pertapa atau begawan. 

Sebuah keputusan bijaksana yang patut diapresiasi. Sementata biarlah dunia persilatan dihuni oleh pendekar-pendekar yang lebih muda dan fresh. 

Sedangkan JK cukup menyucikan dirinya. Kalaupun terpaksa, dia datang sebagai pembawa perdamaian atau menyelesaikan segala pertikaian yang terjadi. Setelah itu kembali bertapa. 

Namun, apa yang terjadi akhir-akhir ini sungguh diluar dugaan. JK yang telah memutuskan pensiun dari hingar-bingar politik ternyata tidak betah dengan dunia "sepi". Hasratnya untuk tetap berpetualang masih sangat tinggi. Dia kembali meramaikan konstelasi politik nasional. 

Contoh paling anyar, akhir-akhir ini muncul tuduh-tuduhan sejumlah pihak yang beredar luas di beragam media mainstream tanah air. Konon kabarnya, JK adalah orang dibalik bisa kembalinya Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) dari Arab Saudi ke tanah air, sekaligus yang mendanai. 

Tak ada yang salah, toh JK adalah orang berduit. Yang jadi soal, apa kepentingannya? Bagaimanapun yang dibantu JK ini bukan orang sembarangan. HRS adalah seorang tokoh yang selama ini dianggap sebagi oposan kuat pemerintah. Khususnya Presiden Jokowi. 

Tuduhan-tuduhan itu makin menguat, setelah dalam beberapa kesempatan, JK mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang cenderung memuji dan membela HRS, saat yang bersangkutan terlibat masalah setibanya di tanah air. 

Sebut saja, perseteruan dengan Nikita Mirzani, pelanggaran protokol kesehatan serta pencopotan baliho oleh TNI Pangdam Jaya, JK tampil kedepan dan turut membela HRS. 

Dengan lugas, JK menyebut HRS sebagai pemimpin kharismatik dan dianggap sebagai pemimpin alternatif. Sebab, di negara ini telah terjadi kekosongan kepemimpinan. Tidak ada figur yang mampu menyerap aspirasi. 

Pernyataan JK ini cukup mengagetkan dan langsung ditanggapi beragam. Sebab tak sedikit pihak menduga pernyataan tentang "kekosongan pimpinan" dilamatkan pada Jokowi. Sementara nama tersebut adalah orang yang pernah bekerja sama dengan dirinya dalam pemerintahan periode 2014 - 2019. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun