Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

DN Aidit Dalang G30S PKI dan Kematian Tanpa Pusara

21 September 2020   18:42 Diperbarui: 21 September 2020   19:28 10905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aidit langsung ditetapkan menjadi buronan setelah terjadinya peristiwa G30S 1965. Untuk memburu Aidit, pihak Angkatan Darat menggelar operasi intelijen. Pengejarannya pun sampai ke Jawa Tengah, dipimpin langsung oleh Kolonel Jasir Hadibroto, Komandan Brigade Infantri IV Kostrad. 

"Pasukan saya ditarik dari Kisaran, Sumatra Utara. Kami tidak jadi menyerbu Malaysia, tetapi dialihkan ke Jawa Tengah untuk melakukan pengejaran sisa-sisa oknum G30S," ujar Yasir dalam harian Kompas, 5 Oktober 1980. Dikutip dari Historia.id. 

Singkat cerita dalam tiga minggu, jejak Aidit sudah bisa dilacak. Dia berada Kampung Sambeng, sekitar 300 meter dari Stasiun Kereta Api Solo Balapan. 

Akhirnya Aidit bisa ditangkap malam hari di rumah persembunyiannya. Dia bersembunyi di balik lemari yang ternyata ada pintu darurat menuju kamar rahasia. 

Masih dikutip Historia.id, sebelum penangkapan sempat terjadi perlawanan dan perdebatan. Namun, tidak berlangsung lama Aidit pun tak berdaya. Pagi buta, Yasir membawa Aidit meninggalkan Solo ke Markas Batalion 444, Boyolali. 

Konon katanya, Aidit di bawa ke tepi sumur tua. Di sanalah dia ditembak mati dan tubuhnya terjungkal masuk ke sumur tua tadi, pada 23 November 1965. 

Namun menurut versi lain, Aidit diledakan bersama-sama rumah tempat dia ditahan. Betapapun hingga saat ini tidak diketahui secara pasti dimana jenazahnya dimakamkan. 

Begitulah sekelumit kisah tentang misteri kematian tanpa pusara DN Aidit. Sang pentolan PKI yang telah dianggap merongrong terhadap kedaulatan Bangsa dan Negara Indonesia. 

Penulis hanya bisa berharap, semoga peristiwa tragis pada 30 September 1965 itu tidak terjadi lagi. Biarlah itu menjadi bagian sejarah kelam perjalanan bangsa. 

Satu hal lagi, isu-isu neo PKI yang dalam beberapa waktu belakangan santer terdengar semoga hanya isu-isu belaka. Sekali lagi kita tentu sangat tidak menginginkan PKI kembali tumbuh subur dan memporak-porandkan kedaulatan bangsa. Naudzbillah Min Dzalik.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun