Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasib PDIP Tanpa Jokowi dan Misteri Pengganti Megawati

9 September 2020   20:13 Diperbarui: 9 September 2020   20:21 12279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya punya tandatangannya Pak Jokowi, dia adalah petugas partai. Tandatangan itu untuk ketua umum PDIP, tapi kan saya tidak pernah beber-beber." 

NARASI di atas acap dilontarkan Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, apabila ada yang menanyakan status Presiden Joko Widodo (Jokowi) di partai berlambang banteng gemuk moncong putih tersebut. 

Bisa dipahami banyak yang penasaran tentang status Presiden Jokowi di PDIP, mengingat belum ada satupun pernyataan atau berita di media massa bahwa mantan Wali Kota Solo tersebut adalah seorang kader, apalagi menduduki jabatan tertentu di internal partai. Padahal, selama ini namanya begitu melekat dengan partai yang nahkodai oleh putri sulung Bung Karno itu. 

Betapa tidak, melesatnya nama Jokowi dari hanya seorang pengusaha meubel yang kurang begitu dikenal hingga menjelma jadi penguasa negeri, tak dipungkiri berkat adanya dukungan PDIP. 

Seperti diketahui, Ikhwal Jokowi terjun pada kancah politik praktis dimulai saat dirinya dicalonkan PDIP jadi Wali Kota Solo pada tahun 2005 dan 2010. Pada dua kontestasi perebutan kursi Kota Bengawan, Jokowi sukses memenangi pertarungan. 

Namun, baru dua tahun menduduki jabatan Wali Kota di periode keduanya, PDIP mengorbitkan pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 tersebut untuk mengkuti kontetasi Pilgub DKI Jakarta 2012. 

Popularitas dan elektabilitas Jokowi yang kala itu memang tengah menanjak karena dianggap berhasil membangun Kota Solo menjadi modal kuat dirinya dalam mengarungi pertarungan menjadi penguasa Kota Jakarta. 

Benar saja, Jokowi yang disandingkan dengan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sukses melangkah ke Balai Kota sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2012-2017. 

Tapi, dua tahun kemudian PDIP seolah mampu melihat potensi mantan pengusaha meubel ini untuk berkiprah pada kancah politik lebih tinggi. Maka pada tahun 2014, ayah kandung Gibran Rakabuming Raka tersebut kembali diorbitkan untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2014. 

Rupanya insting PDIP dan Megawati tepat. Jokowi yang kala itu dipasangkan dengan Jusuf Kalla mampu mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dan,  kemenangan kontestasi Pilpres ini kembali terulang lima tahun kemudian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun