Mohon tunggu...
Sule Maarif
Sule Maarif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bobotoh penggemar Man United

https://twitter.com/Sule35Arif?s=08

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masihkah Mencari Pelatih Lain, Ed?

14 Januari 2019   16:46 Diperbarui: 14 Januari 2019   16:55 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum pertandingan melawan Tottenham Hotspur semalam (13/1), sempat khawatir, bisakah Manchester United bertahan dengan baik? Mengingat di pertandingan-pertandingan sebelumnya selalu berinisiatif menyerang. Terlebih kualitas lawan yang ada di bawah. Ditambah lagi, United cuma punya dua bek tengah saja. 

Menghadapi Spurs di Wembley, yakin tuan rumah akan mendominasi. Kekuatan utama Spurs adalah bermain dengan umpan cepat dalam tempo tinggi. Christian Eriksen menjadi pengatur serangan. Dengan Harry Kane sang striker yang begitu produktif serta dibantu Dele Alli sangat berbahaya.

Dalam menyerang United bermain 4-2-3-1. Marcus Rashford lebih melebar ke kanan. Anthony Martial di kiri. Paul Pogba berada di belakang striker layaknya Frank Lampard. Sedangkan Jesse Lingard berperan sebagai false nine. Nemanja Matic dan Ander Herrera jadi motor serangan. Saat bertahan United membuat pakem 4-3-3. 

Pogba menempati sisi gelandang kiri, bersama Herrera mengapit Matic di barisan tengah.
Benar saja. Fulbek United yang biasanya begitu ofensif dipaksa lebih banyak bertahan. Sejujurnya pertahanan United tidak solid-solid amat. Bayak ruang kosong yang tereksploitasi terutama di area flank.

Melihat babak pertama, masih yakin United bisa mencetak clean sheet. Ditambah serangan Spurs yang kurang menggigit. Tetapi yakin juga United akan mencetak gol. Setidaknya satu gol. Dan setelah itu bisa jadi tuan rumah akan tampil kesetanan. Dan akhirnya sesuai skenario. Di ujung babak pertama United berhasil mencetak gol. 

Baru lah di babak kedua pertandingan lebih seru. United dipaksa bertahan oleh serangan Spurs yang bertubi-tubi. Andai bukan David De Gea kipernya, Spurs niscaya bisa dengan mudah mencetak gol.

Sekilas United mampu bertahan dengan baik. Meski sesungguhnya itu belum kuat-kuat amat. Tetapi positifnya mereka bermain lebih tenang. Kepemimpinan yang mungkin belum ada di barisan belakang. Melihat pemain yang ada, Viktor Lindelof sedang menuju ke arah sana. Bek tangguh yang bisa memainkan bola, cerdas mengambil keputusan dan yang terpenting segera mendapatkan jiwa kepemimpinan yang diharapkan. 

Luke Shaw punya bakat untuk jadi bek kiri terbaik dunia. Bagus dalam menyerang dan duel menghadapi lawan. Namun masih harus ditingkatkan zone defense-nya serta akurasi passingnya. Ander Herrera punya kualitas untuk jadi gelandang jempolan dengan visi yangg sangat baik, sempat terlupakan di era Jose Mourinho. Kini Herrera bermain lebih percaya diri.

Di area depan Martial belum tampil konsisten. Ini sisi lemahnya. Rashford dan Romelu Lukaku bisa bergantian diandalka menjadi goal getter. Sedangkan pergerakan Lingard sudah sangat baik, tinggal insting golnya yg perlu ditingkatkan. Di semua lini United punya pemain kelas dunia, kecuali di posisi belakang. Dan dari kesemuanya Pogba sebagai kartu trufnya.

Ole Gunnar Solskjaer berhasil memberikan kebahagiaan bagi pemain, klub juga fans. United sedang menuju Manchester United yg sesungguhnya. Solskjaer menorehkan kesan yang sangat baik di awal. Menjadi manajer pertama dalam sejarah yang berhasil menang di 6 pertandingan debut.

Masih kah mencari pelatih lain Ed?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun