Program Jejak Cahaya yang diinisiasi oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) berlanjut memasuki minggu ketiga pada Sabtu, 20 September 2025 di SD Negeri 02 Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Pada minggu ini, fokus kegiatan semakin diarahkan pada literasi, pengenalan budaya, dan persiapan Pentas Seni yang akan menjadi puncak program.
Kegiatan diawali dengan pembiasaan religius berupa doa bersama, dilanjutkan dengan pembelajaran interaktif di tiga jenjang kelas. Kegiatan di kelas 2 adalah siswa diperkenalkan pada warna-warna dalam Bahasa Inggris menggunakan lagu, sehingga suasana kelas terasa ceria dan menyenangkan. Untuk melatih kerja sama, siswa juga mengikuti permainan kelompok menyusun flashcards acak berisi ilustrasi benda, flora, dan fauna berwarna-warni. Kegiatan dilanjutkan dengan mewarnai ilustrasi bunga menggunakan pensil warna dan krayon. Sebagai bagian dari persiapan Pentas Seni, siswa mulai berlatih menyanyikan lagu untuk menghafal nama-nama hari dan warna dalam Bahasa Inggris.
Di waktu bersamaan, siswa kelas 4 memulai kegiatan literasi dengan membaca cerita pendek, kemudian mengerjakan worksheet soal true/false untuk mengasah pemahaman bacaan. Mereka juga belajar memperkenalkan budaya Betawi melalui ondel-ondel, sekaligus membuat kerajinan mini ondel-ondel secara kreatif. Menjelang akhir pertemuan, siswa berlatih membaca puisi dan menari boria sebagai persiapan tampil di Pentas Seni. Antusiasme siswa terlihat jelas, bahkan salah satu siswi dengan polos berkata, "Miss, aku mau nari saja soalnya aku pernah juara nari di daerah kami." Ucapan tersebut menunjukkan semangat siswa dalam menyalurkan bakatnya sekaligus membuat suasana latihan semakin meriah.
Selanjutnya, siswa kelas 6 diperkenalkan dengan tarian tradisional Jepang Yosakoi. Tidak hanya belajar sejarah dan maknanya, mereka juga mencoba gerakan dasar tarian tersebut secara langsung. Selain itu, siswa diajak membuat yel-yel untuk menumbuhkan semangat kebersamaan menjelang penampilan di Pentas Seni.
Meskipun kegiatan dilakukan di akhir pekan, semangat dan antusiasme siswa tetap tinggi. Suasana kelas bahkan terasa sangat hidup, sampai-sampai cukup menantang bagi pengajar untuk mengatur anak-anak yang sudah mulai merasa nyaman dan akrab. Dari pengalaman ini, tim pengajar belajar bahwa menjadi pendidik tidaklah mudah, karena membutuhkan kesabaran sekaligus kreativitas untuk menjaga fokus siswa. Namun, justru dari tantangan inilah semangat tim semakin besar untuk menyiapkan tenaga dan strategi lebih baik pada kegiatan berikutnya.
Program Jejak Cahaya terus mengintegrasikan literasi, bahasa asing, dan pengenalan budaya dengan metode yang sesuai tingkat perkembangan siswa. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya dipersiapkan untuk tampil di Pentas Seni, tetapi juga dibekali nilai toleransi, rasa ingin tahu, serta penghargaan terhadap keberagaman budaya dunia.
Dengan semangat inklusif dan kolaboratif, kegiatan minggu ketiga berjalan lancar dan penuh antusiasme. Program ini akan terus berlanjut dengan materi yang lebih variatif hingga mencapai puncaknya dalam Pentas Seni mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI