Mohon tunggu...
Humaniora

Masuk Ruang BK Dianggap Anak Nakal?

12 Februari 2018   21:49 Diperbarui: 12 Februari 2018   21:51 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masuk Ruang BK Dianggap Anak Nakal?

Sebelum mengulas lebih dalam tentang seorang guru bk (bimbingan dan konseling), mari kita bahas mengenai hakikat guru terlebih dahulu. Guru merupakan seorang pendidik yang mempunyai kewajiban untuk mengajar dan memberikan informasi berupa pengetahuan-pengetahuan baru kepada peserta didiknya. Dan tugas pertama yang harus dilakukan oleh seorang pengajar yakni memahami karakter peserta didiknya.

Memahami karakter peserta didik merupakan hal yang sangat penting agar tidak tejadi misscommunication antara guru dan murid. Dengan demikian, disamping tugasnya sebagai pengajar, guru juga merupakan pembimbing bagi siswanya. Oleh karena itu, seorang guru merupakan tangan pertama yang harus membantu siswanya jika siswa tersebut berada dalam kesulitan.

Karena tugasnya sebagai pembimbing bagi siswanya, guru juga berperan sebagai konselor yang tugasnya memberikan bimbingan dan memberikan nasihat pada siswanya. Dalam bahasa inggris bimbingan dan konseling disebut Guidance. Guidance is the process of helping individuals to understand themseves and their world (Shetzer and Stone, 1980). Berdasarkan pernyataan diatas bimbingan dan konseling memiliki arti sebuah proses untuk membantu individu agar memahami karakter pada dirinya dan dunianya. Disini, seorang guru memegang peranan penting sebagai penyelenggara kegiatan bimbingan dan konseling untuk siwanya. 

Seiring berkembangnya zaman, guru dihadapkan pada berbagai macam karakter siswa yang berbeda-beda. Guru akan menghadapi berbagai macam persoalan yang ada pada siswanya. Karenanya, tugas guru akan menjadi semakin banyak. Untuk menghadapi masalah-masalah yang terjadi pada siswanya guru harus bekerjasama dengan seorang guru bk atau konselor agar kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik. 

Guru kelas dan guru bk atau konselor mempunyai hubungan fungsional sebagai mitra kerja. Jadi seperti ini, jika siswa memiliki sebuah masalah dan guru kelas masih saja tidak bisa menangani maka bisa ditangani oleh seorang konselor. Begitu pula sebaliknya, jika masalah yang ditangani oleh konselor berkaitan dengan pelajaran maka siswa tersebut bisa ditangani oleh guru kelas atau guru yang ahli dalam mata pelaajaran tersebut.

Dalam kegiatan bimbingan dan konseling seorang konselor harus memperhatikan proses, proses dapat kita lihat berdasarkan perkembangan siswa dari waktu ke waktu. Dalam proses lebih dibutuhkan untuk memberi bantuan kepada siswa. Memberikan bantuan tidak dilakukan dengan sembarangan, konselor harus memperhatikan jenjang siswanya. 

Agar tidak salah dalam melakukan pendekatan terhadap siswanya. Oleh karena itu, sangat sekali dibutuhkan seorang konselor yang ahli dalam bidang tersebut dan berpengalaman dalam hal tersebut. Selanjutnya, untuk pemecahan masalah dilakukan oleh siswa sendiri. Mengapa? Kembali ke tugas seorang konselor yaitu hanya untuk membantu menyelesaikan masalah saja. Jadi, seorang konselor hanya megawasi dan memberi beberapa arahan agar siswa tersebut dapat menyelesaikan masalahnya dengan tuntas. Untuk pengawasan dan bimbingan terhadap siswa dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan interaksi, seperti nasihat dan gagasan atau dengan alat-alat tertentu. 

Begitulah kiranya peran seorang guru bk. Namun, selama ini pandangan seseorang terhadap siswa yang masuk bk selalu negatif. Mengapa? karena kebanyakan siswa yang masuk bk adalah siswa yang memiliki masalah di sekolahnya. Maka semua orang akan mengecap dia sebagai anak nakal, bukankah begitu? 

Pendidikan dalam dunia dikenal dengan dengan istilah "There is no child left behind" yang artinya tidak ada anak yang tertinggal. beberapa sekolah mungkin sudah mengetahui adanya pernyataan tersebut. Dan di sekolah tersebut sudah pasti dilakukan Remedial Teaching. Jadi begini, jika seorang siswa mendapat nilai yang buruk itu berarti bukan salah siswanya. Kebanyakan orang mengira bahwa jika seseorang mendapat nilai yang buruk sudah pasti karena dia malas belajar dan hanya bermain-main saja. Pendapat tersebut memang tidak salah, 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun