Mohon tunggu...
Humaniora

Menumbuhkan Semangat Belajar Anak

4 Oktober 2017   12:48 Diperbarui: 4 Oktober 2017   12:54 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada hakikatnya semua manusia adalah pembelajar. Tetapi masalahnya kita secara tak sadar, sering memberikan perlakuan tak menyenangkan ketika anak belajar atau mungkin sewaktu kecil kita pernah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan semasa kecil.

Contohnya, saat anak kecil berumur sekitar setahun, mereka biasanya ingin memasukan semua barang ke dalam mulutnya. Yang sering terjadi adalah orang tua melarang si anak sambil menarik barang tersebut. Ini bisa dikategorikan perilaku tidak menyenangkan bagi si anak. Lalu ketika anak sedang belajar berjalan, banyak larangan dari pihak orang tua atau pengasuh. Padahal ini adalah proses belajar si anak untuk memperoleh beberapa hal baru.

Ketika anak sudah mulai bisa berbicara dan banyak bertanya, terkadang jawaban yang mereka dapat dari orang-orang terdekat mereka mungkin tidak mengenakkan. Mungkin saja itu karena faktor kelelahan saat mengasuh atau capek memberikan penjelasan yang berulang-ulang. Kemudian, saat anak melihat sesuatu yang baru di sekitar mereka, namun orang-orang di sekitar mereka malah menjauhkannya dan melarang untuk memegangnya hanya karena takut rusak atau mungkin takut melukai mereka. Wajar saja, diusia-usia tersebut rasa keingin tahuan mereka sangat sangatlah belajar.

Lalu ada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun. Orang tuanya mengeluhkan anaknya yang tidak suka belajar dan sudah mendapat peringatan dari gurunya. Namun ketika ditanya tentang hobinya, dengan sigap ia menjawab hobinya adalah sepak bola, dan tim kegemarannya adalah Barcelona. Bahkan ia hafal seluruh pemain inti dan pemain cadangan. Siapa pelatih dan assistennya, nomor punggung pemain, tanggal ulang tahun serta daftar pencetak gol. Luar biasa bukan? Ini menunjukan tidak ada masalah dengan otak anak tersebut. Masalahnya datang dari sumber yang lain.

Mengapa ada anak yang kalau untuk pelajaran otaknya seolah tidak berfungsi tetapi bisa hafal semua hal penting tentang klub idolanya. Anak ini tentu tidak bodoh malah bisa disebut pandai. Hanya saja perlakuan yang didapat dari orang tuanya membuat dia malas belajar. Lalu apa yang harus dilakukan orang tua supaya anak tidak malas belajar? Tahap pertama adalah dari orang tuanya terlebih dahulu. Untuk anak pada usia tersebut, orang tua memegang peranan penting dalam masa tumbuh kembang anak serta membantu sekali untuk mengatasi masalah pada anak tersebut. Lalu komunikasi dengan cinta dalam setiap didikannya.

Seorang pakar pendidikan, Timothy Wibowo, memberikan beberapa kiat supaya anak bisa menjadi rajin dan mudah belajar di sekolah. Berikut tipsnya:

  1. Saat anak pulang sekolah, tanyakan apa saja hal menyenangkan hari itu. Otomatis anak akan mencari hal-hal menyenangkan di sekolah dan secara tidak langsung membentuk mindset anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.
  2. Ketika anak tidur masukan sugesti positif dengan mengatakan bahwa belajar adalah hal menyenangkan.
  3. Jelaskan guna materi pelajaran yang sedang dikerjakan. Sesuaikan penjelasan dengan materi anak, misalnya dengan belajar penjumlahan, maka anak dapat menghitung jumlah koleksi mainannya.
  4. Mintalah guru lesnya (jika ada), untuk sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak hebat dan luar biasa.
  5. Bila anak masih kecil dan masih suka dibacakan dongeng, pangkulah si anak saat membacakan dongeng. Posisikan anak di posisi nyaman, tujuannya supaya anak dapat menghubungkan sensasi menyenangkan antara membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua.
  6. Buatkan surat rahasia untuk anak lalu kita bisa mengatakan bahwa hanya kita dan si anak yang mengetahui tentang surat tersebut dan isinya. Isi suratnya bisa kata-kata semangat untuk anak dalam kegiatan belajar mengajar, sekolahnya atau hal lain yang dapat membangkitkan semangat anak.

Masih banyak tips lainnya untuk membuat anak bersemangat dalam belajarnya. Intinya adalah kerjasama berbagai pihak dalam menyuntikan rasa percaya diri untuk anak dalam batas wajar. Apabila berlebihan maka akan jadi seperti tindakan yang kelewat memanjakan anak dan itu akan berakibat tidak baik. Jika anak sudah semangat belajar maka setengah pertandingan sudah dimenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun