Mohon tunggu...
Salsabila Pragita
Salsabila Pragita Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

————

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kantong Plastik, Penemuan Menakjubkan yang Diciptakan untuk Selamatkan Bumi, Kini Masihkah Sama?

3 Maret 2021   20:44 Diperbarui: 3 Maret 2021   21:27 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mungkin tak banyak orang yang tahu mengenai fakta mengejutkan bahwa ketika pertama kali dibuat pada tahun 1959 oleh seorang ilmuwan Swedia, Sten Gustaf Thulin, kantong plastik justru diciptakan untuk menyelamatkan bumi. Kantong plastik diciptakan sebagai pengganti kantong kertas yang pada saat itu lazim digunakan sebagai wadah pembungkus oleh masyarakat. 

Kantong plastik muncul dengan harapan dapat meminimalisir dampak buruk yang timbul dari proses produksi kantong kertas, yang dianggap dapat mengancam keberlanjutan alam. Hal ini karena ketika kebutuhan akan kantong kertas terus meningkat, maka penggunaan kayu sebagai bahan baku kertas akan semakin meningkat pula. Ini berarti penebangan pohon-pohon di hutan untuk diambil kayunya akan semakin sering dilakukan.

Sementara itu, keberadaan hutan sangatlah penting untuk keberlangsungan makhluk-makhluk yang tinggal di bumi ini. Hutan sebagai penyedia pasokan oksigen dan penyerap karbondioksida yang tinggi memiliki peran vital dalam upaya untuk menjaga keseimbangan alam. Jika penebangan pohon-pohon untuk pemenuhan kebutuhan akan kantong kertas yang kian meningkat terus dilakukan, dan hal itu tidak diimbangi dengan penanaman kembali yang seimbang, maka kerusakan alam bukanlah menjadi hal yang mustahil terjadi.

Maka kantong plastik muncul sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Dilansir dari IDN Times, naskah ilmiah berjudul Are Plastic Grocery Bags Sacking the Environment yang ditulis oleh Mangal Gogte  yang dipublikasikan di International Journal for Quality research mengutip hasil penelitian mengenai pemilihan kantong plastik dan kertas. The Film and Bag Federation yang berbasis di Washington D.C, mengatakan kantong plastik menggunakan sumber daya yang jauh lebih efisien.

Tas belanja plastik mengonsumsi energi 40% lebih sedikit, 80%persen lebih sedikit limbah padat, menghasilkan 70% persen lebih sedikit emisi atmosfer, dan melepaskan hingga 94% persen lebih sedikit limbah yang ditularkan melalui air, dibandingkan kantong kertas. Selain itu, penggunaan kantong kertas yang hanya dapat sekali pakai berpotensi mengakibatkan pemanasan global lebih tinggi dibandingkan kantong plastik yang dapat digunakan kembali.

Dari keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh kantong plastik, maka tidak salah jika kantong plastik dijadikan solusi untuk setidaknya mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan kantong kertas. Namun, apakah tujuan awal dari diciptakannya kantong plastik benar-benar terealisasikan hingga saat ini?

Kantong plastik yang semula muncul sebagai penyelamat, kini justru berakhir sebagai penyebab bencana. Seperti yang dilansir dari National Geographic Indonesia, dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Science, diungkapkan bahwa bahwa ada 24-34 juta metrik ton polusi plastik yang masuk ke lingkungan laut setiap tahunnya. Itu sekitar 11% dari total sampah plastik di dunia. Peneliti mengungkapkan, keadaan mungkin akan semakin buruk dalam satu dekade mendatang. Diperkirakan jumlahnya akan meningkat hingga 53-90 juta ton pada 2030.

Dilansir dari laman yang sama, pada 2015, jumlah sampah plastik yang berada di saluran air dan lautan adalah 8 juta metrik ton. Jika dunia ingin mengurangi polusi plastik hingga kurang dari tingkat ini, maka dibutuhkan peran global yang luar biasa: pengurangan 25-40% dalam produksi plastik di semua negara; meningkatkan jumlah pengumpulan dan pengelolaan sampah hingga setidaknya 60% di semua sektor ekonomi; dan pemulihan 40% emisi plastik tahunan melalui langkah pembersihan.

Data-data di atas menunjukkan bahwa akibat buruk yang timbul dari sampah plastik bukan hanya berdampak bagi manusia saja, namun juga bagi semu makhluk hidup, salah satunya adalah bagi para biota laut. Untuk itu, diperlukan upaya, bukan hanya dari pemerintah saja, melainkan seluruh masyarakat dalam suatu negara untuk mengatasi dampak-dampak negatif yang timbul akibat penggunaan kantong plastik. Hal ini harus dilakukan agar apa yang pada awalnya diharapkan pada penciptaan kantong plastik, tidak berakhir menjadi harapan kosong belaka.

Upaya-upaya tersebut dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti mengurangi penggunaan bahan plastik dengan tidak menggunakan wadah sekali pakai saat membeli makanan, membawa tas belanja sendiri, membeli barang dalam jumlah besar sekaligus untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik, dan banyak upaya lainnya. Dengan hal-hal kecil tersebut, diharapkan dapat memberikan dampak besar untuk mengembalikan keseimbangan alam, sehingga tujuan awal diciptakannya kantong plastik dapat benar-benar terealisasikan.

Referensi data:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun