Brati, Grobogan, Kamis (9/1) Â -- Â Berbekal keahlian dari beberapa bidang keilmuan, Tim 1 KKN Undip hadirkan inovasi pupuk organik berbahan baku limbah eceng gondok dengan penggunaan teknologi composer anaerob. Â
Pemanfaatan limbah eceng gondok sebagai pupuk organik ini, merupakan wujud kesadaran bersama terhadap potensi-potensi yang ada, didukung dengan optimalisasi teknologi tepat guna, yang diharapkan mampu menjadi solusi dan bermanfaat bagi masyarakat. Koordinator KKN Desa Temon, Ade Saputra, berharap inovasi tersebut dapat menjadi solusi terbaik bagi masyarakat, terlebih kelompok petani di desa Temon.
"Sebagian besar warga desa Temon adalah petani. Dengan adanya inovasi ini, kami berharap masyarakat bisa melanjutkan, sehingga dapat bermanfaat bagi warga, terutama para petani", tutur Ade, dalam pertemuannya dengan Kepala Desa Temon, Rabu (8/1).
Mengolah limbah eceng gondok menjadi pupuk organik tidak terlepas dari  aplikasi keilmuan sains. Berdasarkan studi oleh salah satu anggota Tim 1 KKN Undip dari Program Studi S1 Fisika, Kautsar Aqsa, menjelaskan bahwa tanaman eceng gondok memiliki karakteristik yang baik dan cocok diolah sebagai pupuk organik.
"Tanaman eceng gondok memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, sehingga sangat cocok dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pembuatan pupuk organik berbasis limbah eceng gondok ini membutuhkan waktu selama kurang lebih 2 minggu, dan akan dihasilkan pupuk cair berwarna cokelat dari proses fermentasi oleh bakteri.", jelas Kautsar.
Dengan merancang alat bantu composer anaerob, 7 mahasiswa yang tergabung dalam Tim 1 KKN Undip 2020, berupaya pula untuk dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat desa Temon, khususnya kelompok petani, sehingga diharapkan  terwujud masyarakat yang berdaya.