Setiap manusia mempunyai kelebihan, kekurangan, dan karakter yang berbeda-beda. Begitu juga, memiliki bakat dan minat yang berbeda. Sebagian orang takut menunjukkan bakatnya karena memiliki rasa minder, malu, merasa salah, orang lain tidak menerima bakat yang punya, merasa insecure, direndahkan sama orang lain secara fisik maupun mental, dan trauma lainnya. Jadi, kita merasa nggak pede dan nggak yakin terhadap bakat yang kita punya. Ada nggak ya? orang yang cacat fisik maupun mental, tapi dia berprestatasi dalam bidang tersebut?
Ada banyak kok, seseorang cacat secara fisik maupun mental. Tetapi, dia bisa menunjukkan bakat yang dia punya meskipun menerima keadaan yang dialami dan mempunyai beberapa prestasi. Misalnya, Anis Rahmatillah, siswi tuna daksa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul, Yogyakarta. dia mempunyai beberapa prestasi mendapat juara satu dalam Olimpiade Sains Nasional. dia telah berhasil mengalahkan puluhan siswa SD lainnya dalam studi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Singkat ceritanya, waktu kecil dia didiagnosa menderita kelainan tulang pada kedua tangannya dan menyebabkan kedua tangannya tidak dapat berfungsi dan berlatih  untuk melakukan segala hal dengan kedua kakinya. Selain itu, dia mempunyai kegemaran menulis di blog yang mengandung kisah-kisahnya yang menunjukkan sebuah motivasi anak-anak difabel lainnya. "Di blog saya, saya menceritakan pengalaman saya ketika ikut OSN juga banyak cerita tentang kehidupan pribadi saya." ujarnya.
Dalam cerita tersebut, mengajarkan kita bersyukur dan menerima diri kita sendiri. Keterbatasan fisik maupun mental itu bukan halangan berprestasi, harus membuktikan sebuah prestasi kepada dunia. Begitu juga, kita harus berani menunjukkan bakat yang ada karena proses dalam kegemarannya dengan cara berlatih dan mengasah dalam keahliannya. Jangan takut membuktikan bakatnya apalagi masa-masa usia dini. Sebagai orang tua harus mengetahui, memahami, dan mendukungi kegemaran anak. Dan satu lagi jangan dipaksakan  jika tidak sesuai kegemaran anaknya.