Mohon tunggu...
Salsabila Fauzi
Salsabila Fauzi Mohon Tunggu... Lainnya - Salsabila Fauzi - 30 - XI MIPA 3

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Femisida: Pembunuhan Perempuan Atas Dasar Gender

30 Agustus 2020   14:52 Diperbarui: 30 Agustus 2020   14:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Saya tidak ingin dibunuh" sumber : theglobepost.com

Pada Hari perempuan sedunia yang jatuh pada Minggu, 8 Maret 2020 perempuan-perempuan di Mexico turun ke jalanan untuk melaksanakan protes atas kekerasan berbasis gender. 80.000 perempuan yang berpartisipasi pada protes mengharapkan hak-hak keadilan perempuan yang sudah dirusak dengan adanya kekerasan dan femisida dapat kembali ke tangan mereka. Di Indonesia sendiri kekerasan pada perempuan meningkat sejak wabah virus corona. 

Komnas Perempuan mencatat terjadi peningkatan sebesar 75 persen sejak pandemi Covid-19. Kendati femisida meningkat, dari segi jumlah maupun bentuknya, belum mendapat perhatian serius, masih dipandang sebagai tindakan kriminal biasa. Harapan akan perubahan hukum dan keadilan atas femisida ini tidak hanya diharapkan perempuan-perempuan Mexico dan indonesia saja, namun juga perempuan-perempuan di seluruh dunia.

Kejahatan atau kebencian berbasis jenis kelamin yang disengaja dengan kaum perempuan sebagai target karena mereka adalah perempuan atau disebut femisida. Kasus femisida kebanyakan dilakukan oleh pria, tetapi terkadang ada perempuan yang juga terlibat. Femisida berbeda dengan homicide dalam beberapa hal. Misalnya, kebanyakan kasus femisida dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangan yang melibatkan kekerasan, ancaman, dan situasi dimana laki-laki atau pasangan memegang kekuatan yang lebih besar dibandingkan perempuan (korban). 

Tipe-Tipe Femisida 

  • "Honour" based femicide

Femisida tipe ini biasanya dilakukan oleh keluarga dengan motivasi untuk menjaga kehormatan keluarga setelah si korban mendapat kekerasan seksual, hamil di luar nikah, dan sebagainya.

  • Intimate femicide

Femisida yang dilakukan oleh pasangan, bukti dari kasus-kasus femisida membuktikan bahwa perempuan membunuh pasangannya dalam tindakan self-defense. Statistik canada juga menambahi bahwa perempuan kebanyakan membunuh pasangannya atas hasil pertengkaran, sedangkan pria melakukannya atas dasar kecemburuan.

  • Non- intimate femicide

Femisida yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal biasanya didahului dengan kekerasan seksual.

  • Dowry Femicide

terutama terjadi di India dan dilakukan oleh mertua dari korban karena adanya konflik dengan korban.

www.bbc.com
www.bbc.com

Faktor-faktor  yang dapat meningkatkan risiko menjadi korban femisida ialah kehamilan, yang didalamnya terdapat kekerasan, pelecehan dan kekerasan yang dilakukan sebelumnya oleh pelaku, keterasingan dari pasangan, ketidaksetaraan gender, dan kurangnya kesadaran terhadap femisida. 

Adapun faktor-faktor yang dapat mengurangi kasus femisida yaitu membangun hubungan yang sehat dengan pasangan dan menyadari adanya bentuk kekerasan, melanjutkan pendidikan, dan pengetatan hukum dan sanksi pada pelaku femisida. Pendekatan terbaik yang dapat kita lakukan untuk mengatasi femisida adalah dengan mengurangi tingkat kekerasan, serta dibutuhkan penelitian yang berfokus pada pelaku dan pelaku yang berpotensi melakukan kekerasan agar kita dapat mencegah adanya femisida.

Femisida tidak boleh dianggap sebagai kriminal biasa, jika dibiarkan korban femisida akan terus bertambah jumlahnya. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memperketat hukum atas pelaku-pelaku femisida sehingga para perempuan mendapatkan keadilan dan hak-hak yang seharusnya mereka miliki. 

Sebagai masyarakat pun kita harus mengedukasi diri kita atas kekerasan, kesetaraan gender, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Kita juga harus memberikan hak-hak orang lain dengan begitu tindakan kriminal dapat kita cegah bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun