Mohon tunggu...
Salsabila AyuFida
Salsabila AyuFida Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Klinis Universitas Muhammadiyah Malang

Dont make it harder, but surely

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Obsesi Memiliki Penampilan yang Sempurna hingga Mengalami Gangguan pada Remaja Putri: Dikaji secara Filsafat Ilmu

15 Desember 2022   13:24 Diperbarui: 20 Desember 2022   10:28 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini, banyak sekali individu yang berambisi untuk memiliki tubuh yang ideal, khususnya para kaum hawa. Mereka berpandangan jika memiliki tubuh yang ideal serta berparas menawan akan meningkatkan kepuasan terhadap dirinya. Secara tak sadar, ambisinya ini dapat berakibat menjadi gangguan psikologis, yang disebut dengan Body Dysmorphic Disorder (BDD). Tak jarang individu yang mengalami gangguan BDD cenderung melebih - lebihkan daya tariknya pada kecantikan serta merendahkan penampilannya sendiri. Mereka juga kerap menghabiskan waktu selama berjam - jam hanya untuk memandangi penampilannya yang dianggap kurang menarik. Dalam filsafat ilmu, hal tersebut dapat dikategorikan sebagai Ontologi yang berarti hakikat (wujud) atau fenomena. Fenomena ini sering dialami oleh para remaja putri, karena pada masa perkembangan remaja, individu sedang mencari jati dirinya.

Salah satu cara yang dilakukan remaja dalam mencari jati dirinya ini yaitu dengan berusaha menampilkan dirinya sesuai tuntutan sosial yang ada. Bahkan, berbagai macam cara dilakukan mereka untuk menampilkan yang terbaik seperti menjalankan diet ketat, melakukan olahraga secara berlebihan, hingga melakukan perawatan tubuh juga wajah. Secara Epistemologi atau asal pengetahuan (hakikat), terdapat beberapa riset yang dilakukan sebelumnya mengenai macam - macam cara yang dilakukan remaja. Melalui beberapa riset yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa para remaja masih belum bisa untuk melogika kondisinya tersebut dengan tepat. Logika disini yakni dapat menggerakkan pikiran kepada jalan yang benar sehingga terhindar dari kesalahan. Dimana remaja mendapat stimulus dari lingkungannya untuk bisa menampilkan yang terbaik dari dirinya tanpa adanya proses untuk menalar apakah hal tersebut memiliki dampak negatif atau positif bagi dirinya.

Akibatnya, banyak sekali remaja putri yang akhirnya memiliki pandangan negatif terhadap dirinya, memiliki harga diri yang rendah, kurang optimal dalam mengembangkan potensinya, dan muncul berbagai macam pikiran yang negatif. Tak hanya itu, bahkan beberapa juga mengalami cemas yang berlebih, merasa tidak nyaman pada keramaian, merasa tidak aman, dan tidak percaya diri. Hal tersebut terjadi pada remaja putri karena beberapa faktor yang terjadi pada masa perkembangannya. Pada masa remaja, terdapat perubahan fisik yang terjadi secara signifikan khususnya untuk remaja putri diantaranya yaitu, payudara yang membesar, munculnya bulu halus pada bagian tertentu, mulai menstruasi, serta pinggul lebih besar dari bahu. Perubahan fisik pada remaja putri ini tentunya berdampak pada kondisi psikologisnya. Selain itu pada masa remaja, individu mulai memperhatikan penampilan fisiknya dan selalu merasa tidak suka dengan penampilannya ketika bercermin.

Apa saja faktor yang dapat menyebabkan individu mengalami Body Dysmorphic Disorder? (Phillips, 2009)

  • Faktor Biologis (pubertas, pengaruh evolusi, terlalu selektif dan hanya memperhatikan detail, adanya ketidakseimbangan serotonin dan neurotransmitter)
  • Faktor Psikologis (pengalaman hidup awal, mendapatkan perlakuan buruk dari sekitar, pernah mengalami kekerasan, memiliki kepribadian yang perfeksionis dan hanya berfokus pada keindahan)
  • Terdapat peristiwa yang memicu
  • Standard sosial

Maka dari itu, melalui artikel ini, diharapkan dapat menjadi refleksi bagi para remaja di luar sana terlebih untuk para perempuan. Sebagai manusia, hendaknya kita berlatih untuk memiliki etika dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Sehingga, kita dapat bersikap kritis terhadap berbagai hal juga agar kita mampu memiliki orientasi yang baik mengenai segala kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki di tengah masa transformasi yang semakin pesat. Selain itu, dengan beretika maka kita mampu menyikapi semua pandangan baru secara lebih kritis dan objektif dalam memberikan penilaian pada suatu hal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun