Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Ranting Kecil Kita Belajar, Dari Akar Sabar Kita Bertumbuh

30 September 2025   04:00 Diperbarui: 29 September 2025   18:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: slideshare.net

DARI RANTING KECIL KITA BELAJAR, DARI AKAR SABAR KITA BERTUMBUH

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Dalam dunia pendidikan, guru dan peserta didik bagaikan pohon yang hidup dan terus bertumbuh. Pendidikan bukan sekadar proses mentransfer pengetahuan, melainkan perjalanan panjang untuk membentuk karakter, mengasah kemampuan, dan menumbuhkan nilai kehidupan. Layaknya pohon, setiap anak didik adalah ranting muda yang rapuh, lentur, dan membutuhkan perlindungan agar tidak patah oleh terpaan angin tantangan. Di sisi lain, pendidik adalah akar yang menopang, memberi nutrisi, dan memastikan pohon itu tetap tegak.

Namun, muncul beberapa pertanyaan reflektif yang ikut menggugah dan butuh perenungan mendalam: seberapa sering kita terburu-buru menginginkan pohon itu segera besar tanpa memberi waktu pada akar untuk menembus tanah yang keras? Seberapa sering kita lupa bahwa setiap ranting kecil memiliki hak untuk tumbuh sesuai iramanya sendiri, tanpa paksaan dan tanpa tergesa-gesa? Apakah kita, sebagai pendidik, benar-benar telah cukup sabar untuk bertumbuh bersama mereka, atau justru kita menuntut ranting kecil menjadi dahan besar sebelum waktunya?

Input gambar: heypasjon.com
Input gambar: heypasjon.com
Penting bagi kita untuk memahami konteks judul ulasan ini agar tidak terjadi salah kaprah dalam memaknainya. Ungkapan "dari ranting kecil kita belajar, dari akar sabar kita bertumbuh" bukan sekadar perumpamaan indah, melainkan filosofi mendalam tentang proses pendidikan. Ranting kecil melambangkan peserta didik yang masih rapuh dan terus mencari arah, sementara akar sabar adalah pendidik yang menopang pertumbuhan dengan keteguhan hati. Jika makna ini diabaikan, kita bisa keliru dan mengira pendidikan hanya soal hasil cepat, bukan tentang perjalanan panjang yang mengutamakan pembinaan karakter dan penanaman nilai kehidupan.

Dalam fase ini, kesalahan adalah bagian alami dari proses belajar, bukan tanda kegagalan. Setiap keliru langkah, setiap jawaban yang belum tepat, justru menunjukkan bahwa mereka hidup, bergerak, dan berusaha memahami dunia. Pendidik yang bijak akan memandang kesalahan itu sebagai peluang emas untuk menanamkan nilai, membangun pemahaman, dan menumbuhkan keberanian untuk mencoba kembali.

Bercermin pada filosofinya bahwa setiap cabang yang sehat pernah menjadi ranting kecil yang belajar menghadapi angin dan hujan. Tidak ada pohon yang langsung tumbuh kokoh tanpa melewati masa rapuh; demikian pula tidak ada peserta didik yang langsung matang tanpa melalui proses penuh tantangan. Dengan kesabaran dan bimbingan yang tepat, ranting kecil yang rapuh akan bertumbuh menjadi dahan kuat yang mampu menopang daun dan buah kehidupan.

Di sisi lain, akar yang sabar bekerja dalam diam, menembus tanah keras, menyerap nutrisi, dan menopang pertumbuhan pohon dari dalam. Begitu pula seorang pendidik sejati, ia tidak hanya menyalurkan ilmu, tetapi juga membangun fondasi karakter dengan kesabaran yang konsisten. Kesabaran ini bukan sikap pasif, melainkan kekuatan aktif yang terus menghidupi peserta didik, meski prosesnya tidak selalu tampak di permukaan. Dalam dunia pendidikan, hasil belajar tidak selalu segera terlihat, namun seperti akar yang merambat jauh ke dalam tanah, pembinaan yang sabar akan memperkuat dasar kehidupan anak.

Sebab, filosofi akar jelas bahwa semakin dalam akar menembus bumi, semakin tinggi pohon mampu menjulang tanpa goyah diterpa angin. Begitu pula semakin dalam kesabaran pendidik mengakar, semakin teguh peserta didik menghadapi tantangan hidup, dan semakin kokoh karakter mereka untuk bertumbuh menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.

Input gambar: berkaskesabaran.blogspot.com
Input gambar: berkaskesabaran.blogspot.com
Dalam kenyataan dunia pendidikan, harmoni pertumbuhan antara guru dan murid adalah sesuatu yang nyata sekaligus menantang. Pendidikan merupakan perjalanan panjang yang harus ditempuh bersama, penuh dinamika dan saling memengaruhi. Seperti ranting yang perlahan menguat, peserta didik bertumbuh lewat bimbingan, kesalahan, dan pengalaman belajar sehari-hari. Pada saat yang sama, guru sebagai akar juga terus bertambah dalam melalui refleksi, kesabaran, dan pengabdian yang mengasah kematangan batin.

Hubungan ini saling menghidupi bahwa ketika guru bersabar dan tulus membimbing, murid bertumbuh menjadi pribadi tangguh dan ketika murid berkembang dan menunjukkan hasil dari didikan itu, guru menemukan kembali makna sejati mendidik. Inilah harmoni yang jarang disadari dari setiap keberhasilan murid bukan hanya buah dari upaya guru, tetapi juga sumber kekuatan baru bagi guru untuk terus berakar lebih dalam dalam panggilannya. Pendidikan yang hidup lahir dari perjumpaan dua pihak yang sama-sama belajar seperti ranting yang mencari cahaya, dan akar yang memberi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun