BERJUDI: MEMANIPULASI KECURANGAN, KEBOHONGAN, DEMI ILUSI KEBERUNTUNGAN
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Dalam konteks inilah, kita melihat sisi kelam dunia perjudian, khususnya bagaimana praktiknya bertumpu pada kecurangan, kebohongan, dan ilusi keberuntungan. Sebab, perjudian kerap diselimuti narasi glamor, pemain yang mendadak kaya, cerita kemenangan besar, hingga testimoni keberhasilan yang menggiurkan. Padahal, di balik semua itu, ada sistem yang bekerja rapi untuk menguras harapan dan sumber daya pemain. Tidak berlebihan jika judi disebut sebagai cermin kebohongan modern, di mana kebenaran dikaburkan, kecurangan dilegalkan, dan keberuntungan hanya menjadi fatamorgana yang dikejar tanpa henti.
Ironisnya, data tersebut juga mengungkap adanya 97 ribu anggota TNI-Polri, 1,9 juta pekerja swasta, bahkan 80 ribu anak-anak berusia di bawah 10 tahun yang ikut terlibat. Fakta ini menunjukkan bahwa perjudian online tidak hanya menjadi masalah hiburan semu, tetapi juga ancaman serius bagi moral, stabilitas sosial, serta masa depan bangsa.
Dari permasalahan ini perlu kita pahami bahwa judi sejatinya adalah arena kecurangan yang tersusun rapi, di mana sistemnya hampir selalu menguntungkan bandar dibandingkan pemain. Setiap permainan telah dirancang dengan peluang yang tidak pernah benar-benar adil, menjadikan kemenangan pemain hanyalah pengecualian yang digunakan untuk mempertahankan harapan semu. Kecurangan ini tidak hanya berbentuk pengaturan peluang matematis, tetapi juga manipulasi psikologis yang membuat pemain percaya bahwa mereka bisa menaklukkan permainan. Lebih jauh, kelemahan manusia akan keinginan cepat kaya tanpa kerja keras dieksploitasi habis-habisan oleh dunia perjudian.
Salah satu sisi paling berbahaya dari perjudian adalah kebohongan yang secara halus namun konsisten menjerat para pemainnya. Narasi yang selalu dibangun adalah bahwa kesempatan menang selalu terbuka, seolah setiap orang memiliki peluang yang sama untuk meraih kemenangan besar. Padahal, kenyataannya peluang itu hampir mustahil tercapai karena sistem telah disusun sedemikian rupa untuk lebih banyak menguntungkan bandar. Ironisnya, kebohongan tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam diri pemain itu sendiri. Banyak yang meyakinkan dirinya bahwa keberuntungan suatu saat akan berpihak, bahwa kekalahan hanyalah langkah menuju kemenangan besar berikutnya.
Inilah bentuk penipuan personal yang membuat pemain terus terjebak dalam lingkaran judi tanpa akhir. Dari sinilah lahir kecanduan yang merusak, menguras habis sumber daya finansial, memicu keretakan bahkan kehancuran keluarga, serta menggerogoti moral seseorang. Pada akhirnya, perjudian bukan lagi sekadar permainan, melainkan jebakan kebohongan berlapis yang melumpuhkan akal sehat dan menghancurkan kehidupan secara perlahan.
Ada beberapa hal yang patut dicermati agar tidak tergiur dunia perjudian. Pertama, memahami bahwa setiap kemenangan kecil hanyalah strategi untuk menahan pemain tetap terikat. Kedua, menyadari bahwa jalan pintas menuju kekayaan cepat selalu penuh jebakan. Ketiga, menanamkan keyakinan bahwa hasil nyata hanya lahir dari usaha dan integritas. Dengan kesadaran ini, ilusi keberuntungan yang memikat dapat dilihat sebagai jebakan halus yang harus dihindari demi menjaga hidup tetap bermakna dan bermartabat.