Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Personal Branding Guru, Menguatkan Branding Sekolah

16 Mei 2025   07:07 Diperbarui: 16 Mei 2025   07:07 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: kawakibi.id

MEMBANGUN PERSONAL BRANDING GURU, MENGUATKAN BRANDING SEKOLAH

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Di era pendidikan yang semakin kompetitif dan terbuka seperti sekarang, identitas sekolah tidak lagi hanya bergantung pada gedung megah, fasilitas lengkap, atau kurikulum unggulan, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, terutama para guru. Guru bukan sekadar pengajar di ruang kelas, tetapi juga wajah terdepan yang membawa nama baik sekolah ke mata publik. Membangun personal branding guru menjadi langkah strategis yang dapat memperkuat citra dan identitas sekolah secara keseluruhan.

Input gambar: openlibrary.telkomuniversity.ac.id
Input gambar: openlibrary.telkomuniversity.ac.id
Personal branding bukan hanya soal popularitas atau pencitraan kosong, melainkan tentang bagaimana guru mengenali, mengasah, dan menunjukkan kekuatan serta keunikan dirinya secara konsisten, baik dalam interaksi sehari-hari maupun melalui media sosial dan kegiatan publik lainnya. Ketika guru mampu membangun personal branding yang positif, misalnya sebagai guru kreatif, inovatif, ramah, inspiratif, atau sebagai teladan karakter maka hal ini akan memberi dampak besar pada persepsi masyarakat terhadap sekolah.

Guru-guru yang memiliki personal branding yang kuat dan positif akan menciptakan kesan bahwa sekolah tersebut adalah tempat yang profesional, berkualitas, dan layak dipercaya, sehingga identitas sekolah pun ikut terangkat. Di sinilah pentingnya sekolah untuk mulai memandang pembangunan personal branding guru bukan sebagai urusan pribadi semata, melainkan sebagai bagian dari strategi memperkuat posisi sekolah dalam ekosistem pendidikan yang semakin dinamis.

Personal branding guru adalah upaya seorang guru untuk membangun citra diri yang positif dan autentik di hadapan siswa, rekan kerja, orang tua, maupun masyarakat luas. Ini mencakup cara guru menampilkan keunikan, kompetensi, nilai-nilai, dan karakter pribadinya dalam setiap aspek tugas dan interaksi sehari-hari. Personal branding bukan sekadar soal penampilan luar, tetapi lebih kepada bagaimana guru dikenal sebagai pribadi yang konsisten, memiliki nilai tambah, dan memberikan dampak positif. Misalnya, guru yang dikenal kreatif dalam mengajar, disiplin, ramah, atau aktif membangun pendidikan hingga dapat membentuk citra diri yang kuat, sehingga dikenang bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai inspirator.

Input gambar: gatra.com
Input gambar: gatra.com
Personal branding seorang guru akan turut membangun reputasi sekolah karena publik akan menilai sekolah dari kualitas dan karakter para pendidiknya. Menurut Tom Peters, seorang pakar manajemen yang dikenal dengan konsep personal branding, setiap individu adalah CEO bagi dirinya sendiri dan perlu mengelola citra serta reputasinya secara sadar. Dalam konteks guru, pandangan ini menegaskan bahwa guru perlu membangun citra positif yang autentik agar dapat memberi dampak lebih luas, baik bagi perkembangan dirinya maupun bagi citra sekolah tempat ia mengabdi. Pandangan Tom Peters memaknai bahwa guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga pemimpin bagi citra dirinya sendiri, yang harus dikelola dengan baik agar dapat memberi pengaruh positif dan memperkuat reputasi sekolah.

Demikian pula menurut Siti Rahayu, seorang pakar komunikasi dan branding di Indonesia, personal branding bagi guru tidak hanya tentang bagaimana mereka dipandang oleh orang lain, tetapi juga tentang konsistensi dalam menunjukkan nilai dan kepribadian yang membangun kepercayaan. Maknanya, guru yang memiliki personal branding yang kuat dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap sekolah dan menciptakan lingkungan belajar yang positif, di mana siswa merasa termotivasi dan percaya pada kualitas pengajaran yang mereka terima.

Dengan menunjukkan personal branding yang kuat dari para guru maka membawa banyak manfaat positif bagi sekolah. Ketika guru memiliki citra diri yang positif dan dikenal luas, secara otomatis sekolah ikut mendapat sorotan baik di mata masyarakat. Guru yang inspiratif dan berprestasi mampu meningkatkan kepercayaan orang tua untuk menyekolahkan anaknya, sekaligus memotivasi siswa untuk lebih semangat belajar. Selain itu, personal branding guru juga membantu memperkuat reputasi sekolah sebagai lembaga yang memiliki tenaga pendidik berkualitas dan berdedikasi tinggi. Di era digital saat ini, guru yang aktif berbagi karya dan aktivitas positif di media sosial turut mempromosikan sekolah secara tidak langsung, sehingga membantu memperluas jejaring, menarik kerja sama, bahkan meningkatkan daya saing sekolah di tingkat lokal maupun nasional.

Oleh karena itu, membangun personal branding yang kuat bagi seorang guru memerlukan kesadaran diri, konsistensi, dan strategi yang tepat. Pertama, mengenali keunikan dan kekuatan diri, seperti kemampuan mengajar dengan metode kreatif, kepiawaian dalam menggunakan teknologi pendidikan, atau kemampuan membangun kedekatan emosional dengan siswa. Kedua, menjaga konsistensi dalam perilaku, komunikasi, dan penampilan, baik di dalam maupun di luar sekolah, agar citra positif yang dibangun dapat melekat kuat di benak siswa, rekan kerja, maupun orang tua. Ketiga, pemanfaatan media sosial secara positif juga menjadi kunci penting; guru dapat berbagi aktivitas belajar, prestasi siswa, karya inovatif, atau refleksi pengalaman mengajar untuk memperluas pengaruh positifnya ke masyarakat yang lebih luas. Keempat, membangun kolaborasi dengan rekan sejawat dalam tim branding sekolah, seperti terlibat aktif dalam kegiatan sekolah, menjadi narasumber dalam pelatihan, atau memimpin proyek-proyek inovatif. Kelima, mendokumentasikan karya dan prestasi, baik melalui portofolio pribadi maupun publikasi di media sekolah, agar jejak profesionalitasnya dapat terlihat jelas. Dengan strategi-strategi ini, personal branding guru tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan karier individu, tetapi juga menjadi bagian penting dari kekuatan kolektif sekolah dalam membangun citra dan reputasi yang unggul.

Dampak positif dari personal branding guru terhadap identitas sekolah sangatlah besar dan menyeluruh. Ketika guru memiliki citra diri yang kuat, profesional, dan inspiratif, persepsi masyarakat terhadap sekolah juga ikut terangkat. Sekolah yang dipenuhi guru-guru dengan personal branding positif akan dikenal sebagai lembaga yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter, kreativitas, dan kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini membuat sekolah menjadi lebih dipercaya oleh orang tua, diminati calon siswa, dan dihormati oleh komunitas sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun