Untuk meningkatkan kesuburan media tanam, petani atau penggiat usaha tanaman membutuhkan pupuk. Salah satu permasalahan yang dihadapi petani atau penggiat usaha tanaman di tanah air adalah pengadaan pupuk yang berkesinambungan.Â
Di sisi lain, Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi ketersediaan bahan-bahan organik yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk alternatif. Karena itulah dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tim pelaksana memberikan penyuluhan kepada penggiat usaha tanaman mengenai pemanfaatan sampah dan
bahan-bahan organik lain menjadi pupuk kompos. Sampah organik adalah sampah rumah tangga yang berupa sisa makanan seperti sayuran atau buah-buahan. Selain itu, bisa juga berupa bumbu dapur yang sudah tidak terpakai ataupun dedaunan yang rontok.
Bagi yang gemar bercocok tanam, dari pada membeli pupuk kimia dan atau bahkan pupuk kompos yang sudah jadi, kenapa tak mengolah sendiri sampah organik menjadi produk kompos sendiri?
Baru --baru ini kami melakukan penyuluhan pemanfaatan limbah atau sampah organik menjadi pupuk kompos.
Sarana khalayak kami adalah tiga penggiat atau pengusaha tanaman hias dan buah di wilayah Mataram, NTB.
Dari ketiga pengusaha tanaman ini tidak ada yang memakai pupuk kompos untuk media tanaman mereka, hanya tanah kebun biasa ditambah dengan sekam. Karena itulah kami memberikan sejumlah saran dan ide berkaitan pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk kompos. Apalagi di sekitar usaha penjualan mereka itu banyak melimpah daun-daun buangan yang potensial untuk dijadikan bahan pupuk kompos.
Cara membuat pupuk kompos :
1. sampah organik baik dari kebun, pekarangan maupun limbah dapur rumah tangga dikumpulkan  dimasukkan ke dalam lubang tanah atau wadah yang telah disiapkan
3. Campur sampah organik, larutan gula pasir, pupuk kandang, dan EM4. Sesuaikan kuantitas bahan dengan ukuran wadah yang dimiliki.
5. Tambahkan tanah untuk menutupi sampah organik