Pada hari Rabu, 28 Mei 2025, di SMKN 57 Jakarta, tim pengabdian kepada masyarakat (PkM) Prodi Pendidikan Bahasa Prancis UNJ, bekerja sama dengan MGMP Bahasa Prancis SMK DKI Jakarta, menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan ChatGPT untuk membuat evaluasi pembelajaran keterampilan reseptif bahasa Prancis. Pelatihan ini diselenggarakan dengan latar belakang masifnya penggunaan teknologi akal imitasi (AI) yang sudah mulai memasuki kehidupan akademis di dunia pendidikan. Sebagian beranggapan bahwa AI membuat guru dan siswa malas berpikir sehingga mengancam perkembangan daya pikir kritis dan kreatif. Tidak hanya itu, penggunaan AI ini mungkin dilarang di dalam kelas karena alasan etis.
Di sisi lain, jika dipikirkan baik-baik, teknologi AI ini adalah sesuatu yang niscaya, sesuatu yang tidak dapat ditutup-tutupi, bahkan tidak dapat dihindari. Mungkin kemahiran dalam penggunaan AI akan sangat dibutuhkan di masa depan. Adapun pelanggaran etis terjadi karena tidak adanya sosialisasi mengenai bagaimana cara menggunakan AI secara bijak dan tidak adanya regulasi yang jelas dari pemangku kepentingan. Tim PkM Prodi Pendidikan Bahasa Prancis berinisiatif untuk mengambil jalan positif ini, yaitu mengambil manfaat kehadiran AI dalam kegiatan belajar mengajar. Sudah diketahui secara umum bahwa kehidupan seorang guru tidak melulu mengajar, mereka juga disibukkan dengan urusan administrasi yang sangat banyak, termasuk pembuatan soal dan kunci jawaban.
Menanggapi hal tersebut, tim PkM Prodi Pendidikan Bahasa Prancis memilih topik pembuatan evaluasi pembelajaran pada keterampilan berbahasa, seperti reseptif dan produktif. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua MGMP Bahasa Prancis SMK DKI Jakarta, Madame Nani Sutarni, yang menggarisbawahi pentingnya keinginan keras seorang guru untuk selalu mengembangkan kompetensinya, baik dalam kebahasaan, pedagogis, maupun teknologi. Dalam hal ini, guru yang juga mengajar bahasa Prancis di SMK 57 Jakarta tersebut juga menekankan bahwa meskipun pada dasarnya para guru mungkin sudah mendengar atau mengikuti pelatihan serupa, akan selalu ada kebaruan di dalam setiap pelatihan yang diikuti, termasuk pelatihan ini. Kemudian, sambutan dilanjutkan oleh Ketua Tim PkM Prodi Pendidikan Bahasa Prancis UNJ, Salman Al Farisi, yang juga menyatakan bahwa alasan pemilihan topik ini adalah bahwa AI sedang marak digunakan dalam pembelajaran dan utamanya meringankan pekerjaan guru yang sangat banyak.
Setelah kedua sambutan tersebut, sesi pelatihan pun dimulai dengan teori mengenai pengenalan AI, jenisnya, cara kerja, lalu masuk ke dalam AI secara spesifik, yaitu ChatGPT. Tidak hanya teori, pelatihan ini juga menyajikan sesi praktik untuk guru dalam membuat teks fabrikasi atau memodifikasi teks otentik yang dapat digunakan sebagai dokumen pemicu pembelajaran, baik dokumen lisan maupun tulis. Setelah itu, para guru diminta untuk membuat evaluasi berdasarkan teks yang dibuat/dimodifikasi. Secara umum, hal penting yang dapat dipelajari dari pelatihan ini adalah bagaimana para guru memberikan prompt yang detail sehingga mendapatkan respons yang diinginkan. Kemampuan menulis prompt inilah yang terkadang tidak dimiliki setiap guru. Selama pelatihan berlangsung, para guru terlihat antusias dan berharap dapat mendapat pelatihan sejenis dengan AI lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI