Mohon tunggu...
Salma Azahra Rosyida
Salma Azahra Rosyida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan pernah mengalah dengan keadaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila dalam Pondok Pesantren

15 Januari 2023   22:39 Diperbarui: 15 Januari 2023   23:03 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila yang memiliki fungsi utama sebagai dasar Negara Indonesia menjadi pandangan hidup bagi bangsa. Dalam  kedudukannya menempati yang paling tinggi, dan menjadi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku atau sebagai hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Dalam pancasila sendiri mengandung nilai-nilai dasar di antaranya, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pengamalan nilai-nilai pancasila sendiri dapat berupa sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Penting bagi kita semua sebagai masyarakat Indonesia memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila agar mencapai tujuan dan cita-cita nasional bangsa Indonesia.

 Perwujudan atau pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila dapat dilaksanakan di seluruh sendi kehidupan, dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, hingga berbangsa dan bernegara. Salah satunya di pondok pesantren, sebagai lembaga pendidikan agama islam dengan system asrama atau pondok. Menanamkan nilai-nilai pancasila pada kehidupan santri di pondok pesantren bisa dilakukan dengan dua aspek, yaitu melalui pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal dimana pembinaan dapat dilakukan ketika berada di sekolah sedangkan pendidikan nonformal dilakukan melalui pembina asrama yang berperan untuk mendidik santri ketika berada di asrama.

Penerapan nilai ketuhanan, tentunya di pondok pesantren sudah tidak asing lagi karena system pendidikannya sendiri telah menganut nilai ketuhanan di pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Sesuai pada sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" dengan meyakinkan para santri bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah dan wajib menjalankan perintah dan menjauhi larangannya sesuai dengan norma agama, seperti ikut serta sholat berjamaah, mengikuti kegiatan kemasjidan, membaca do'a sebelum dan sesudah belajar, dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan sesama muslim.

Penerapan nilai kemanusiaan, pada sila kedua mengandung arti mengenai sikap dan perilaku manusia sesuai nilai-nilai moral dengan memperlakukan sesuatu dengan semestinya. Mengembangkan sikap saling menghargai dan mencitai sesama manusia serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan selain itu juga di pesantren membiasakan santri untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa, dan menghormati kepada orang yang lebih tua, serta membiasakan bersikap sopan. Dalam islam juga mengajarkan "Hablum Minannas" yaitu hubungan baik dengan sesama manusia, jadi di pesantren diajarkan untuk tidak sewenang-wenang terhadap temannya yang mana biasanya di pesantren santri berasal dari berbagai kota, daerah, suku, ras dan budaya serta tidak membeda-bedakan terhadap sesamanya.

Penerapan nilai persatuan, nilai yang dapat menjadikan persatuan, tidak terpecah belah. Seperti semboyan "Bhineka Tunggal Ika" berbeda-beda tetapi tetap bersatu. Sesuai dengan yang dikatakan sebelumnya bahwa di pesantren berasal dari berbagai daerah maupun kota yang berbeda-beda dengan berbagai macam asalnya tentunya mempunyai budaya yang berbeda juga, oleh karena itu di pesantren diajarkan untuk selalu menghargai dan menghormati budaya yang lain dan juga memahami karakter setiap budaya daerahnya.

Penerapan nilai kerakyatan, demokrasi harus dijamin secara bebas tetapi juga disertai rasa tanggung jawab dan menjamin hak kebebasan untuk berpendapat. Dengan adanya kesempatan atau kebebasan kepada semua warga pondok untuk menyampaikan inovasi, kreasi, saran, dan pendapat yang bertujuan untuk kemajuan pondok dengan mengedepankan kepentingan bersama, tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi. Yang dapat diwujudkan dengan bermusyawarah  baik dengan ustadz, pembina, pengurus, maupun santri untuk mendapat keputusan bersama dalam kehidupan di pesantren.

Penerapan nilai keadilan, berlaku adil itu dengan memperlakukan hak dan kewajiban yang sama apapun latar belakang dan prestasinya. Seperti yang sudah diketahui bahwa santri berasal dari daerah yang bermacam-macam tentunya hal ini banyak menimbulkan perbedaan akan tetapi dengan adanya perbedaan itu seharusnya tidak menjadikan saling pilih-memilih namun harus bersikap adil dengan sesamanya. Dalam pesantren menanamkan santri untuk tidak membedakan teman apapun latar belakangnya, juga tidak memihak kepada siapapun.

Oleh karena itu, mengamalkan nilai-nilai pancasila sangat penting bagi diri kita juga sekitar kita. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa tentunya dibutuhkan kerja sama dari masyarakat Indonesia sendiri, salah satunya dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dimanapun berada. Salah satunya di pondok pesantren dimana sudah selalu diberikan bimbingan dan arahan dari ustadz, pengurus, maupun pembimbing pondok pesantren, tinggal bagaimana kita bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari di pondok pesantren maupun tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun