Mohon tunggu...
Sally Sandanafu official
Sally Sandanafu official Mohon Tunggu... Dosen Peneliti Politeknik Negeri Ambon

Kosentrasi pada tridharma perguruan tinggi : Pendidikan, penelitian dan Pengabdian masyarakat, Isu ekonomi dan pembangunan wilayah 3T, Mega proyek blok masela,Akuntansi Lingkungan,Green economy, manajemen sumber daya alam, suka traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

From Ordinary to Berdikari : Polnam Gali Potensi Wisata Desa Adaut Melalui Website E-Tourism Packages

18 Mei 2025   21:05 Diperbarui: 18 Mei 2025   21:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bentuk Tempat tinggal Komunitas Tnyafar, Desa Adaut(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Metamorfosis bukan saja sekedar perubahan bentuk melainkan perubahan kondisi dari kondisi yang biasa saja menjadi luar biasa dan terkesan menarik. Provinsi Maluku merupakan provinsi yang berada dalam urutan ke 8 dari 10 provinsi termiskin di Indonesia. Wilayah dengan kategori miskin tersebut terdapat di wilayah-wilayah 3T (Tertinggal,Terdepan dan Terluar) Fenomena ini perlu menjadi kosentrasi pemerintah dimana kesejahteraan dan keadilan yang merata untuk seluruh wilayah Indonesia,termasuk wilayah 3T di Maluku. Pengentasan kemiskinan merupakan salah satu program prioritas pemerintah Prabowo di 5 tahun ke depan sehingga koordinasi dan kontribusi pemerintah daerah Maluku sangatlah diharapkan. Kemiskinan tertinggi berdasarkan data Maluku dalam angka 2024 mayoritas terdapat di Maluku Tenggara Barat diantaranya Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang notabene memiliki aset berharga yang menjadi sumber devisa bagi Indonesia yakni salah satunya minyak dan gas alam di Blok Masela. Beberapa aset penting lain yang dimiliki juga bisa kita jumpai di desa-desa di kepulauan Tanimbar. Desa Adaut merupakan salah satu desa di pulau Selaru, Tanimbar yang terluas diantara enam desa lainnya di pulau Selaru. Kekayaan alam yang melimpah, budaya dan kearifan local yang dimiliki desa  Adaut tidak bisa disepelekan begitu saja.Ketergantungan masyarakat terhadap alam merupakan budaya mereka untuk bertahan hidup. Budaya inilah yang disebut dengan Tnyafar dimana masyarakat desa Adaut meninggalkan desa dan berkebun serta membentuk komunitas di wilayah tersebut. Tnyafar adalah bentuk kearifan local yang memiliki makna bahwa masyarakat tidak membutuhkan hiruk pikuk dan kesibukan lain di kota melainkan membutuhkan kenyamanan,kebebasan dan kecukupan dengan hanya bergantung pada alam yakni hasil kebun dan hasil laut. Budaya Tnyafar yang unik ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi ditambah lagi komunitas ini memiliki potensi wisata diantaranya pantai Weimatan,Nifmas dan beberapa pulau yang ada disekitarnya yakni pulau batu timbul (Batbual),pulau Anggrek (Angwarmas) dan pulau burung serta kearifan lokal seperti bakar batu dan sasi teripang. Desa Adaut juga memiliki beberapa UMKM yakni UMKM tenun dan UMKM ikan tangkap yang juga berpotensi menambah income masyarakat desa.Beberapa event tahunan juga merupakan produk bernilai jual tinggi bagi desa Adaut diantaranya panen raya jagung, ubi dan padi,balap ketinting, buka sasi dan juga tenun ikat Tanimbar.

Foto Kaerifan Lokal 'Bakar Batu'(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Kaerifan Lokal 'Bakar Batu'(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Potensi alam dan budaya desa Adaut merupakan modal mereka untuk maju diantara desa-desa 3T lainnya di KKT. Politeknik Negeri Ambon melalui program katalisator kemitraan Berdikari LPDP yang berfokus pada potensi wilayah yang salah satunya adalah pariwisata telah melakukan survey dan observasi di desa Adaut dan membuktikan bahwa potensi-potensi wisata tersebut belum bisa dikelola secara baik oleh desa dikarenakan lemahnya manajemen SDA dan kurangnya SDM yang kompeten serta kurangnya koordinasi dan perhatian Pemda terkait pengembangan potensi wisata tersebut. Peneliti Berdikari Polnam menginisiasi dan merancang suatu produk teknologi digital dalam rangka mempromosikan potensi-potensi wisata Adaut yang dikemas dalam bentuk Website E-Tourism Packages Desa dan pusat informasi desa. Website ini memiliki fitur paket wisata secara rinci dan lengkap sehingga pengunjung bisa merencanakan dan mempersiapkan budget untuk berwisata di Adaut sesuai pilihan paket yang ada dalam website. Selain itu website ini juga dilengkapi dengan fitur yang menggunakan teknologi Augmented dan Virtual Reality (AR dan VR) dimana calon pengunjung bisa merasakan berwisata di pantai Weimatan dan objek lainnya yang ada dalam komunitas Tnyafar secara virtual sebelum mengunjungi lokasi tersebut secara riil. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan hasrat dan keinginan dan rasa penasaran untuk mengunjungi lokasi-lokasi tersebut secara  riil. 

Foto tampilan website E-Tourism Packages desa Adaut (Sumber: https://wisata.adaut.com
Foto tampilan website E-Tourism Packages desa Adaut (Sumber: https://wisata.adaut.com

Pengunjung juga bisa langsung melakukan transaksi perjalanan wisata secara langsung di pusat informasi desa yang berada di kantor desa Adaut melalui operator desa. Website E-Tourism Packages yang didesain tim periset Berdikari Polnam merupakan hal baru bagi desa yang ada di wilayah 3T dimana distribusi informasi dan teknologi terbilang lamban sehingga dengan adanya website ini sangatlah membantu desa Adaut dalam mempromosikan potensi wisata yang dimiliki ke khalayak umum baik lokal,nasional maupun internasional. Melalui website E-Tourism Packages yang dirancang tim periset Polnam ini juga berpeluang menjadi pionner bagi desa-desa di sekitarnya yang mau berkembang dan memajukan desanya sehingga bukan hal yang tidak mungkin akan menjadi rekomendasi kebijakan Pemda mengingat promosi dan pemasaran secara digital sangat kuat pengaruhnya saat ini. Dengan demikian desa Adaut bisa disebut desa digital pertama di wilayah 3T Tanimbar,Maluku Tenggara Barat dengan memiliki website khususnya untuk pemasaran produk-produk wisata dan UMKM yang ada di desa Adaut,pulau Selaru. 

Pepatah barat mengatakan bahwa 'Rome wasn't built in a day' memang benar adanya dan tidak bisa dipungkiri namun potensi yang ada tidak bisa didiamkan begitu saja karena tidak akan bernilai tambah sehingga membutuhkan koordinasi dan kontribusi dari stakeholders untuk melihat potensi tersebut dan berusaha mengembangkannya. Tim periset Polnam membantu dan menggerakan potensi wisata Adaut dan juga SDM desa untuk jangan berdiam saja melainkan bergerak maju mengembangkan potensi yang dimiki sehingga menjadikan Adaut dari desa 3T yang biasa saja menjadi desa yang berdikari dan maju.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun