Pernah melakukan wawancara atau observasi sebelumnya?dalam pemikiran pembaca mungkin wawancara bisa dimaknai dengan suatu interaksi antara dua orang yang satu sebagai penanya dan satunya sebagai penjawab,sedangkan untuk observasi bisa dimaknai dengan mengamati objek yang kita teliti.
Berbicara mendetaile mengenahi Wawancara.Wawancara menurut Stewart & Cash merupakan interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran/sharing aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi.Wawancara bukanlah suatu kegiatan dimana satu orang melakukan/memulai pembicaraan,sementara yang lain hanya mendengarkan.jadi,disini peneliti bertugas untuk mengajukan pertanyaan, sementara subjek peneliti bertugas untuk menjawab pertanyaan keduanya harus saling aktif berdialaog dalam bertanya dan menjawab.Dalam menjalankan wawancara ada beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya:membangun rapport, mendapatkan trust, perspektif emik, posisi tawar dan fleksibilitas.Ada 3 bentuk wawancara yaitu wawancara terstruktur,wawancara semi terstuktur dan wawancara tidak terstruktur.
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui indera manusia.Gordon E.Mills menyatakan observasi adalah sebuah kegiatan yang terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada dibalik munculnya perilaku dan landasan suatu sistem tersebut.tugas peneliti dalam melakukan observasi adalah menjelaskan secara ilmiah mengapa suatu perilaku muncul (why), apa yang mendasari (what), serta bagaimana perilaku tersebut muncul (how). Beberapa hal mendasar yang perlu dipahami dalam melakukan observasi yaitu keterlibatan observer, overt dan covert observation, penjelasan tujuan onservasi, panjangnya observasi dan fokus observasi.syarat perilaku yang dapat diobservasi antara lain:
1.     Dapatkah melakukan observasi terhadap perilaku yang tidak nampak ?
Perilaku yang tidak tampak disini bisa berupa kognisi, afeksi atau konasi.potensi perilaku dapat diprediksi dan dapat diobservasi ketika sudah muncul dalam bentuk perilaku.
2.     Apakah perilaku yang tidak disengaja dapat dijadikan objek observasi ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, jawabannya bisa saja.hasil observasi dari perilaku yang tidak disengaja hanyalah sebatas frekuensinya saja atau seberapa sering perilaku tersebut terjadi.
3.     Apakah sebuah perilaku yang tidak dilandasi dengan tujuan tertentu dapat dijadikan objek observasi ?
Jawabannya bisa saja, namun ada syarat perilaku yang dapat di observasi: dapat dilihat, dapat didengar, dapat dihitung dan dapat diukur.