Mohon tunggu...
Saiful Dedi
Saiful Dedi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisisnya Etika Sopan Santun Anak Bangsa

19 Februari 2020   02:16 Diperbarui: 19 Februari 2020   02:16 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dizaman yang penuh dengan tantangan ini atau yang seringkali kita sebut dengan era milineal ialah zaman yang memang serba digital. Milenial pada umumnya adalah anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Dan terkadang era milenial ini disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya booming (Peningkatan Besar) yang tingkat kelahirannya dimulai pada tahun 1980-an dan 1990-an. Secara istilah kata generasi millennial ini di diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika yaitu William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Sedangkan manusia kelahiran tahun 2000 M sampai sekarang disebut dengan Generasi Z atau X Generation itulah yang dikutip dari jurnal ilmiah karya Nur Azizah Ilfatin (Universitas Negeri Surabaya).

Dizaman ini banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh masyakat khususnya pemuda bangsa Indonesia yang tergolong masyarakat komsumtif atau pemuda konsumtif yang cenderung mengkonsumsi budaya-budaya barat tanpa memfilter kembali apakah budaya ini baik atau tidak. Sehingga banyak pamuda yang mengalami degradasi moral dalam berbangsa. Berbicara budaya ialah kebiasaan yang menjadi sebuah tradisi yang dilakukan oleh suatu daerah atau wilayah dimana budaya tersebut akan melahirkan yang namanya moral dimana esensi dari moral tersebut salah satunya ialah etika.

Etika diambil dari bahasa yunani kunu yaitu "Etthikos" yang berarti "timbul dari kebiasaan". Secara definisi Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai landasan atau pedoman dalam berprilaku dimasyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk.

Menurut para ahli diantaranya Soegardo Poerbakawatja mengatakan bahwaetika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia, sedangkan menurut H.A. Mustafa mengatakan bahwa pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki terhadap suatu prilaku yang sifatnya baik dan yang sifatnya buruk dengan memerhatikan perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia.

Lantas bagaimana sih etika luhur para leluhur? Oke,, etika para leluhur kita tentang etika jawa yang dalam kajian Franz Magnis Susenu ialah ada dua kaidah penting yang dipegang oleh leluhur kita atau bisa dikatakan kaidah tersebut ialah dua prinsip orang jawa yaitu prinsip hormat (Respect) dan prinsip rukun (peace). Prinsip hormat ini menuntut manusia untuk selalu hormat dalam berbicara, bertingkah dan membawa diri mereka kepada sesama manusia sesuai derajat dan kedudukannya agar menimbulkan kata saling menghormati. Sedangkan kata kerukunan ialah sebuah prinsip yang dilakukan oleh leluhur kita agar tidak terjadi konflik dalam bersosial.  Salah satu contoh dulu didaerah Buton, Sulawesi tenggara mempunya sebuah slogan " Bhinci-Bhinciki kuli" dalam artian setiap masyarakat yang tinggal didaerah ini sudah harus memiliki jiwa " Bhinci-Bhinciki kuli" yang berarti jika setiap orang mencubit kulit tubuhnya sendiri, pasti akan terasa sakit sehingga dalam praktek sehari-hari slogan ini diaktualisasikan dengan rasa saling menyayangi, menghargai, menghormati dan saling memelihara antar sesama.

Dari contoh tersebut bang Indonesia menunjukkan bahwa etika para leluhur kita sebenarnya baik untuk ditiru dizaman era milenial ini. Namun semua itu tidak menjadi cerminan bagi pemuda di zaman yang penuh dengan era yang serba digital ini dalam artian nilai leluhur kita sudah lama tenggelam dengan perkembangan zaman atau perubahan zaman yang penuh signifikan. Dalam artian banyak kalangan para pemuda di zaman ini sudah meninggalkan nilai etika tersebut dalam etika berbicara, etika bertingkah dan lainnya yang bersifat buruk.

Sebagai evaluasi atas krisisnya moral pemuda bangsa dalam berkehidupan, penulis ingin mengevaluasi atau mengingatkan kembali nilai-nilai etika pada zaman dulu dengan zaman sekarang yang penuh dengan digital ini. Diantaranya ialah:

  • Dizaman dulu yang namanya pakaian terbuka itu tidak mencerminkan sama sekali tentang kesopanan, namun cobak kita evaluasi zaman sekarang banyak pemuda yang sudah menggunakan pakaian terbuka, ketika orang tua atau guru mengatakan "Nak, itu pakaian tidak sopan, cobalah berpakaain yang menutupi aurat atau pakaian yang tertutup" namun pemuda sekarang mengatakan dengan dalih "pak, sekarang udah zaman milenial, zaman yang identic dengan pakaian yang terbuka" dalam artian pakaian terbuka dizaman sekarang sudah menjadi hal yang biasa.
  • Dulu, para leluhur kita dalam berkehidupan adalah sikap yang menghormati sesama dan prilaku yang tidak menyakiti sesama agar tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan kerukunan. Namun, cobak kita evaluasi zaman sekarang atau Z Generation, apasih yang menjadi hal yang terpenting bagi mereka? Hal yang terpenting bagi pemuda sekarang adalah harta, jabatan dan penampilan. Ini sudah mengalami degradasi yang signifikan dari tinjauan makna sehingga ketika makna tersebut sudah menjadi tujuan para pemuda sekarang, sudah tidak bisa dielakkan lagi dalam aktualisasi kehidupannya akan berpengaruh dan akan mengalami penurunan etika dalam berbangsa dan bernegara.
  • Dulu mengucapkan do'a itu dalam hati entah dalam makan atau dalam beraktifitas sehari-hari, namun di era sekarang ini cobak kita telisik kembali, banyak pemuda yang sudah mengucapkan do'a itu ditulis dalam sosial media.

Dari contoh-contoh diatas, maka penulis ingin memberikan gagasannya dalam artian memberikan solusi bagi pemuda di era zaman yang sudah mengalami degradasi moral dalam berbangsa yaitu:

  • menanam kembali nilai-nilai ketuhanan bagi para pemuda Indonesia dengan pemerintah memberikan edukasi yang bisa berbentuk seminar atau kegiatan-kegiatan lainnya yang mampu menanamkan kembali nilai-nilai leluhur kita yang mencerminkan nilai-nilai ketuhanan.
  • Orang tua harus selalu memberikan nasihat-nasihat baik tentang bagaimana cara beretika baik kepada anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun