Mohon tunggu...
Saiful Hadi
Saiful Hadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saiful Hadi seorang Mahasiswa PPKn FKIP UNRAM yang berasal dari sebuah desa terpencil yang ada di Lombok Tengah yaitu di Desa Pagutan Kecamatan Batukliang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dimana Ada Kemauan, Disitu Ada Jalan

31 Maret 2015   08:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:45 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berangkat dari sebuah statement yang tidak asing lagi terdengar oleh alat indera manusia yang mengatakan “Uang adalah segala-galanya”, dan akhirnya melahirkan opini yang berkembang dimasyarakat sampai saat ini bahwa segala sesuatu untuk menempuh sebuah tujuan dari suatu rencana harus dengan materi, artinya dengan uang orang akan memiliki segala kemauannya. Disekitar masyarakat kampung Pagutan-Loteng, opini tersebut terfokus pada bidang pendidikan saja, untuk menempuh dunia pendidikan baik disekolah maupun dikampus bahkan dimana saja semuanya hanya bermodal uang, tanpa uang semua itu hanya bernilai hayalan belaka saja. Kebanyakan masyarakat juga memandang orang-orang yang berpendidikan itu sebagai salah satu dari symbol kekayaannya dan begitu juga sebalikanya, jika tidak berpendidikan atau jenjang pendidikannya rendah maka itu menjadi symbol dari lemahnya ekonomi yang dimiliki.

Menurut saya, anggapan-anggapan tersebut sebaiknya segara disapu habis, karena jika tidak maka akan berdampak pada tumbuhnya sikap pesimis dari golongan orang-orang yang ekonominya lemah untuk melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik dalam rangka mengembangkan dan memajukan pola hidupnya, khususnya pada bidang pendidikan. Orang akan menjadi kekurangan motivasi untuk bersekolah/kuliah jika terpaku pada anggapan tersebut dan akhirnya sumber daya manusia otomatis akan menjadi lemah.

Seorang ulama’ bijak mengeluarkan sebuah argument yang memiliki makna bahwa untuk mencapai sebuah tujuan dari suatu rencana hendaknya diawali dengan kemauan, jika kemauan yang kuat maka sedikit tidak akan ada jalan untuk menempuh sebuah tujuan tersebut. Dapat kita renungi sejenak, ternyata memang benar dan masuk akal, kemauan lebih didahulukan sehingga nantinya akan ditunjukkan jalan untuk dilalui. Pada dasarnya uang memang salah satu factor untuk meraih sebuah mimpi, namun uang bukan menjadi factor utama dan penentu, bahkan kemauan yang kuat akan mampu tanpa ada uang, sedangkan uang tidak mampu tanpa ada kemauan. Buktinya banyak orang kaya yang tidak berpendidikan karena tidak ada kemauan, dan banyak orang miskin yang berpendidikan karena ada kemauan.

Terdapat sebuah kisah yang menceritakan perjalanan seorang pemuda kampung dari Lombok Tengah. Ada seorang pemuda yang terlahir dari seorang pedagang pecah-belah (gerabah) yang memiliki penghasilan tak seberapa, hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dari penghasilan itu belum mempu mewujudkan cita-cita pemuda tersebut, namun pemuda itu memiliki kemauan yang kuat dan semangat yang tinggi untuk mewujudan cita-citanya. Hari demi hari dilalui oleh pemuda tersebut dengan banyaknya rintangan, dan akhirnya proses pendidikan selama 12 tahun dapat diselesaikan olehnya. Kehidupan dunia kampus menjadi salah satu dari cita-citanya. Walaupun banyak celaan yang diterima dari orang-orang disekitarnya, namun singkat cerita akhirnya pemuda itupun bisa merasakan kehidupan dunia kampus, sehingga banyak orang yang heran dan tak mampu mempercayai nasib pemuda tersebut. Ternyata factor yang membuatnya masuk kampus bukan karena uang, tapi karena kemauannya yang kuat dan semangat yang tinggi. Berawal dari modal nekad untuk masuk kampus ternyata mampu membawanya kepada hasil yang menunjukkannya bahwa seolah-olah pemuda itu adalah orang kaya.

Secara tidak langsung, argument dari seorang ulama ini cukup mampu meluruskan pandangan masyarakat, hal ini dapat dibuktikan dan kisah diatas. Dari awalnya uang adalah segala-galanya berubah menjadi segalanya adalah uang, dan hasilnya adalah dimana ada kemauan, disitu ada jalan.

Sejauh ini, apakah kita masih bergantung pada materi/uang atau bercermin pada bukti-bukti disekitar kita untuk menanamkan kemauan dan semangat yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan yang hendak kita capai?. Tentu, jawabannya tergantung pada persepsi diri kita masing-masing. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari bacaan yang sangat sederhana ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun