Mohon tunggu...
Saidatun Nia
Saidatun Nia Mohon Tunggu... Lainnya - Pengisi waktu luang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aku Cerdas dengan Caraku Sendiri

10 April 2020   08:33 Diperbarui: 10 April 2020   08:47 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu payah, dari dulu segin-gini aja nilai raportmu, kok kalah dengan si A, B dan C."

Kata-kataseperti di atas pasti sering kita dengar terutama ketika masih menduduki bangku sekolah, baik itu dari orangtua atau anggota keluarga kita sendiri, dan tidak semua orang bisa legowo (terima) dengan lontaran-lontaran kalimat seperti itu. Nah, bagi kalian yang mengalami hal demikian jangan sampai mewarisi kata-kata seperti itu, terutama pada adik-adik kita (anak usia dini).

Setiap individu memiliki kapasitas sendiri-sendiri, terutama dalam hal kecerdasan. Kecerdasan memiliki keterpautan dengan namanya kreativitas. Kreativitas adalah suatu yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari tiga aspek esensial:

kecerdasan analisi: merujuk pada kemampuan menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan dan membedakan.

Kreatif: terdiri dari kemampuan berkreasi, merancang, menemukan, memulai sesuatu dan membayangngkan.

praktis: mencakup kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplentasikan, dan menerapkan gagasan-gagasan dalam praktik.

Beberapa aspek yang digunakan secara kombinatif dan seimbang akan melahirkan kecerdasan kesuksesan.

Strenberg (2009), menyatakan bahwa anak-anak yang memiliki pola triarkis yang berbeda akan "terlihat berbeda" ketika disekolah. Para siswa dengan kemampuan analitik yang tinggi cenderung menyukai sekolah konvensional. Mereka sering kali berhasil ketika menerima intruksi langsung. 

Sebaliknya, anak-anak yang tinggi dalam inteligensi kreatif seringkali tidak menduduki rangking atas dikelasnya. Banyak diantara para siswa ini yang tidak memenuhi ekspektasi guru dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.seperti halnya anak-anak yang tinggi didalam inteligensi kreatif, anak-anak yang menonjol dalam inteligensi praktis sering kali tidak dapat memenuhi tuntutan sekolah dengan baik. 

Meskipun demikian, banyak diantara anak-anak ini yang berhasil dengan baik untuk bidang-bidang diluar tuntutan didalam kelas. Mereka mungkin unggul didalam keterampilan sosial dan memiliki akal sehat yang baik.

Sebelum kita mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas seperti pada kalimat utama, kita juga perlu mengenal faktor-faktor yang dapat mengembangkan kecerdasan anak:

  • Faktor biologis; pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan anak dengan terpenuhinya nutrisi dan gender. Nutrisi menjadi faktor fital yang dimulai sejak lahir, pola makan pada ibu, dan kesehatan pada anak. Gender antara anak laki-laki dan perempuan, anak laki-laki cenderung memiliki tingkat kesiapan sekolah tinggi daripada anak perempuan.
  • Sejarah hidup pribadi; termasuk pengalaman dengan orag tua, guru, teman, atau orang lain yang mendorong atau menghambat perkembangan kecerdasan.
  • Latar belakang kultural dan historis; mencakup waktu dan tempat dilahirkan dan kondisi perkembangan ditempat-tempat lain (sekolah, lingkungann.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun