Mohon tunggu...
sahril basaid
sahril basaid Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru madrasah yang mempunyai hobi jalan atau travelling serta berkeinginan menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Tukang Sayur jadi Doktor Termuda

24 Agustus 2022   11:22 Diperbarui: 29 Agustus 2022   20:23 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andri Ardiansyah adalah seorang yang lahir dari keluarga yang sederhana, orang tuanya hanya bekerja sebagai nelayan dan tukang sayuran. 

Berbekal dengan kemampuan dan keinginan untuk melanjutkan sekolah, beliau mulai membuat target-target tertentu misalnya, sekolahnya harus di bayar oleh orang lain (beasiswa). 

Hampir setiap jenjang akademiknya, beliau mendapatkan beasiswa Unggulan dan usaha-usaha halal lainnya sehingga beliau bisa menyelesaikan studi S1, S2, dan sampai S3 sesuai dengan targetnya sendiri. 

Andri Ardiansyah adalah satu-satunya yang bergelar doktor di kampung saya (sangiang, wera, bima, NTB) dan bahkan menurut saya beliau akan menjadi doktor termuda yang ada seNTB sebab Umurnya sekarang baru 29 tahun. 

Ya beda 1 tahun lebihlah dengan saya mungkin bisa di bilang beliau adalah adek saya dari segi umur tapi kakak saya dari segi akademik dan keilmuan. 

Menurut saya umur itu tidak ada jaminan bahwa mereka akan menjadi cerdas, pintar atau bijaksana sebab patokannya adalah seberapa banyak hal-hal produktif yang dilakukan. 

Saya lihat doktor Andri Ardiansyah ini sudah banyak melakukan hal-hal positif untuk semua eleman masyarakat khususnya untuk generasi sangiang mulai dari anak-anak, dewasa, dan orang tua ataupun menjadi roll model bagi guru, aparatur dan bahkan tokoh masyarakat dan ulama. 

Kita semua menyadari betul dengan adanya prestasi yang beliau capai saat ini mungkin akan menjadi motivasi untuk generasi pelosok negeri lainnya bahwa anak kampung akan selalu bisa bersaing dengan anak-anak yang di kota-kota besar atau kota-kota yang berkembang bahkan maju dalam menuntut ilmu. 

Sekarang tidak ada lagi alasan untuk putus sekolah karena biaya sebab beliau sudah membuktikan  sendiri dengan kondisi orang tua yang hanya nelayan dan penjual sayur di kampung beliau bisa menyelesaikan studi Strata 3 (S3). 

Besar harapan saya selaku penulis, mari kita jadikan kisah perjuangan ini sebagai sumber semangat bagi kita semua sehingga kita tidak pesimis duluan dengan kondisi ekonomi yang kita hadapi. 

Dulu pada saat aktif diskusi dengan teman-teman seperjuangan di HMI saya sering sampaikan tentang cara menuntut ilmu diantaranya adalah menuntut ilmu di sekolah, di organisasi dan di lingkungan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun