Mohon tunggu...
Sahiyatul Mahbubah
Sahiyatul Mahbubah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Operant Conditioning Skinner, Bisakah Diterapkan dalam Pembelajaran?

30 September 2022   21:43 Diperbarui: 30 September 2022   21:45 7910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Proses belajar dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berlangsungnya proses pendidikan di setiap jenjangnya, karena hal itu berpengaruh pada kualitas output atau lulusan dari setiap jenjang pendidikan yang ditempuh oleh setiap siswa. Dari sinilah kita bisa mengetahui bahwa proses interaksi yang terjadi antara guru selaku pendidik atau pengajar dan siswa yang erat sangatlah berpengaruh untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka dari itu, kita membutuhkan teori belajar yang cocok dan tepat agar tuujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Hal terpenting dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar. Dalam hal ini, keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada bagaimana siswa menjalani proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode yang baik, dalam proses pembelajaran perlu dibangun sebuah teori yang cocok untuk diserap dan diterapkan oleh model pembelajaran dalam proses pembelajaran, tetapi kita harus memeriksa metode mana yang terbaik untuk dipelajari sebelum menggunakan metode pembelajaran. Kita harus mempertimbangkan keadaan dan kondisi untuk mempelajari teori untuk diterapkan.

Menggunakan teori belajar dengan langkah dan strategi pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam memahami apa yang dipelajarinya. Selain itu suasana dan kondisi lingkungan belajar akan lebih kondusif, nyaman dan menyenangkan. Pada dasarnya, belajar adalah proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku seseorang akan terlihat setelah melalui proses belajar. Siswa akan merasa mudah dalam belajar dan memahami materi pelajaran jika konsep belajar dan pilihan materi belajar yang diterapkan cocok dengan prosedur pengembangan. Kualitas multimedia pembelajaran yang dikembangkan akan sangat ditentukan oleh hubungan antara teori belajar, desain pesan pembelajaran, kaidah pengembangan, dan meteri pelajaran.

Skinner menganggap faktor terpenting dalam proses pembelajaran adalah reward (hadiah) atau  reinforcement (penguatan). Sebagai bagian penting dari proses belajar, kita cenderung belajar bereaksi jika diberi penguatan. Skinner memilih istilah reinforcement daripada reward karena reward bermakna sebagai perilaku subjektif yang berhubungan dengan kesenangan atau kebahagiaan, sedangkan reinforcement memiliki konotasi netral. Hubungan antara perilaku dan konsekuensi merupakan pusat penelitian Skinner. Misalnya, jika tindakan seseorang mengarah pada konsekuensi langsung yang menyenangkan atau menyenangkan, perilaku tersebut akan lebih sering digunakan oleh orang atau individu tersebut. Imbalan non fisik seringkali berupa bala bantuan, seringkali berupa imbalan yang tidak berwujud, misalnya berupa pujian. Penguatan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Stimulus yang memperkuat atau mendorong timbulnya respons yang mungkin tidak memuaskan disebut penguatan positif.

Berdasarkan bentuknya, penguatan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah hasil yang baik dari sesuatu yang diberikan untuk memperkuat atau meningkatkan perilaku, seperti pemberian hadiah, pujian, nilai yang memuaskan, dll. Sedangkan penguatan negatif meliputi penguatan suatu perilaku dengan mengeluarkan diri sendiri atau keluar dari situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya, ketika seorang guru melepaskan muridnya untuk membersihkan halaman sekolah, jika murid tersebut ingin dibebaskan dari tugas membersihkan halaman sekolah, murid tersebut dapat mengerjakan tugas tersebut tepat pada waktunya. Jika tugas membersihkan pekarangan merupakan tindakan yang tidak menyenangkan, tentu menjadi penguat perilaku ketika seorang siswa dikeluarkan dari tugas tersebut. Oleh karena itu, penguatan positif atau penguatan negatif selalu bertujuan untuk memperkuat perilaku. Hukuman, di sisi lain, dapat mengurangi atau melemahkan perilaku siswa.

Dalam teori belajar Skinner, Skinner setuju dengan adanya penghargaan atau (reinforcement), tetapi Skinner ini tidak setuju dengan adanya hukuman (punishment), dalam teori Skinner ini, ia lebih percaya adanya penguatan negatif, tetapi negatif ini penguatan tidak sama dengan hukuman. Perbedaannya, hukuman ini seharusnya digunakan sebagai stimulus untuk terjadinya suatu respon, tetapi berbeda jika respon tersebut sudah ada. Sedangkan agar respon yang sama menjadi lebih kuat, penguatan negatif yang dihadirkan sebagai stimulus harus dikurangi. Dengan tidak adanya hukuman dalam pendidikan, penerapan prinsip operant conditioning tidak berarti bahwa pendidikan itu serampangan, tetapi menekankan bahwa hukuman atau hukuman justru mengarah pada perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Beberapa alasan Skinner tidak setuju dengan hukuman, seperti yang dikemukakan oleh C. Asri Budiningsih, adalah bahwa perubahan perilaku yang disebabkan oleh efek hukuman bersifat sangat sementara, jika hukuman yang berkepanjangan dapat menimbulkan efek yang buruk secara psikologis (menjadi bagian dari jiwa seseorang adalah dikenakan hukuman). hukuman), dan hukuman mendorong orang yang dihukum untuk mencari cara lain (walaupun kurang baik atau salah) agar mereka tidak dihukum.

Dengan kesimpulan bahwa hukuman dapat menyebabkan mereka yang dihukum untuk melakukan hal lain yang terkadang lebih buruk dari kesalahan yang mereka buat. Menurut Skinner, anak merasa bahwa akibat dari perbuatannya merupakan hukuman yang baik (agen negatif), karena mereka merasakan kesalahannya secara langsung dan merasakan akibat dari kesalahannya. Akan merugikan siswa nantinya jika mereka menghukum, baik secara lisan maupun fisik, seperti bahasa kasar, cemoohan, bullying dan sejenisnya.

Oleh karena itu, dalam teori Skinner dapat dikatakan bahwa yang terpenting adalah penguatan dalam pembelajaran. Pengetahuan dibentuk oleh asosiasi stimulus, jika mereka diperkuat secara positif atau negatif, responsnya akan lebih kuat. Penguatan positif dapat menyebabkan semakin banyak pengulangan perilaku, sedangkan penguatan negatif dapat menyebabkan penurunan atau hilangnya perilaku.

Penerapan teori skinner yaitu penguatan positif, misalnya ketika guru telah selesai menjelaskan pelajaran, kemudian guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi yang dijelaskan oleh guru. Jika siswa ingin bertanya, guru akan memberikan reward berupa pujian atau hadiah. Dari situ dapat dihasilkan jawaban untuk mengajukan pertanyaan kembali pada pelajaran berikutnya, sehingga mendorong siswa untuk lebih percaya diri dan aktif dalam belajar.

Kemudian yang kedua adalah penguatan negatif, misalnya siswa diminta mengerjakan tugas tematik di akhir kelas, di akhir kelas, guru akan memeriksa semua pekerjaan siswa dan Guru menegur siswa yang tidak melakukannya. Jika itu terjadi lagi sekali lagi ada siswa yang tidak mengerjakan PR, siswa Guru akan merasa malu karena setiap pekerjaan rumah dia selalu melihat setiap pelajaran satu persatu. dia bekerja. Dengan cara ini, semua siswa akan menyelesaikan pekerjaan rumah mereka tepat waktu dan secara tidak langsung dapat menanamkan rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas seperti siswa lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun