Mohon tunggu...
sagalabro
sagalabro Mohon Tunggu... Kaum Marjinal -

Uang bukanlah segalanya, tapi uang bisa membeli segalanya dan segalanya butuh uang, sehingga karena uang kita kenyang, tapi ingatlah ini, uang bisa jadi bumerang, dan kita bisa hancur karena uang, tidak ada lagi rasa sayang, yang ada hanya perang. - Marginal Class -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pergumulan Hidup Seorang Anak Manusia

8 April 2018   18:36 Diperbarui: 8 April 2018   18:45 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial kadang kadang membuat manusia itu sendiri bisa merasakan perasaan orang lain atau yang biasa disebut dengan empati. Hal tersebut lah yang membuat manusia itu berbeda dari makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. 

Tidak semua manusia itu hidupnya lurus lurus saja bagaikan jalan yang baru diaspal. Ada kalanya jalan itu dilalui oleh kendaraan yang bermuatan kecil atau bahkan kendaraan yang muatannya lebih besar dari kapasitas yang sudah ditentukan. Awalnya memang aspal tersebut mulus mulus saja ketika dilalui oleh kendaraan kendaraan tersebut, namun seiring berjalaannya waktu dan ditambah dengan faktor faktor lain seperti hujan yang mengenai aspal, panas yang sangat menyengat disiang hari, dan masih banyak lagi. Lama kelamaan aspal tersebut pun terlihat kusam dan sedikit demi sedikit mulai rusak.

Seperti itu juga hidup seorang anak manusia yang tumbuh dan berkembang di planet yang dianamakan bumi. Mulai dari sebelum dilahirkan, seorang anak manusia tersebut sudah menemui rintangan dalam hidupnya. Ketika satu sel sperma harus bersaing dengan ribuan bahkan jutaan pesaingnya untuk masuk kedalam sel telur. Kemudian dia harus menunggu dahulu selama kurang lebih 270 hari agar bisa keluar melihat dunia yang keras ini. Lalu dia pun lahir dan seiring perjalanan waktu menjadi seorang yang dewasa.

Pernah seorang anak manusia tersebut jatuh kedalam lubang yang dalam dan amat berat untuk kembali keatasnya. Sampai sampai dia pernah berpikiran untuk tetap tinggal didalam lubang itu dan diam selamanya disana. Akan tetapi, ketika didalam lubang banyak teman temannya yang melemparkannya kebutuhan kebutuhan yang diperlukannya untuk dapat bertahan dan ada juga yang melemparkannya tali untuk membantu anak manusia tersebut naik keatas. 

Mengigat semua perbuatan baik tersebut, teringatlah dia akan kata kata dari orangtuanya yang mengatakan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkanmu dalam segala pergumulan di hidupmu dan jadilah manusia yang berpengharapan kepada Tuhan. Mengingat kata kata tersebut, semangatlah anak manusia tersebut untuk mendaki ke atas dan keluar dari lubang yang penuh dengan penyesalan.

Sesampainya diluar dilahatnya dunia yang cerah dan penuh dengan kebahagiaan karena orangtuanya dan teman temannya sudah menunggu kedatangan anak manusia tersebut. lalu kemudian mereka berkumpul lagi bersama sama merayakan sukacita.  Akhirnya anak manusia tersebut menjadi manusia yang berpengharapan dalam Tuhan dan menjalankan kehidupannya dengan pekerjaan pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun