Mohon tunggu...
Safrul Haizi
Safrul Haizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

"Pohon mangga si pohon jati, Tampak buahnya berwarna hijau. Nama saya Safrul Haizi, Dari Lingga Kepulauan Riau." Seakan tidak sah bagi orang melayu, dalam memulai pembicaraan, namun tidak di awali dengan pantun. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, ada ungkapan yang mengatakan,bahwa tak kenal maka ta'aruf. Perkenalkan nama saya Safrul Haizi, dalam kehidupan sehari hari, saya kerap di panggil Ezi. Saya pernah bertanya kepada ibu saya, mengapa nama saya Safrul Haizi, beliaupun menjawab, Safrul Haizi itu nama salah seorang tokoh ahli komunikasi asal Malaysia pada saat itu ( saat saya lahir). Saya pun berkesimpulan, bahwa ibu saya berharap, anak nya ini pandai dalam bidang komunikasi, dan itu pun menjadi nyata, bahwa saya sekarang adalah mahasiswa jurusan komunikasi penyiaran islam di UIN Jakarta. Umur saya sekarang 19 tahun ,saya lahir di kota Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, pada tanggal 4 september 2003. Riwayat pendidikan saya selalu di awali dengan angka 1, dari mulai SDN 1 Lingga, kemudian SMPN 1 Lingga, dan SMAN 1 Lingga. Saya menempuh pendidikan dari SD negeri sampai SMA negeri, hingga sekarang saya menempuh pendidikan tinggi di UIN no.1 di Indonesia, UIN Jakarta. Selama saya bersekolah, saya aktif dalam organisasi, pada waktu SMP, saya masuk ke dalam OSIS, periode pertama, saya di amanahi sebagai sekbid agama, dan pada periode kedua, saya di amanahi sebagai sekbid humas. Begitu pun pada saat saya di SMA, saat kelas 10 (1 SMA), saya mencalonkan diri sebagai ketua OSIS, dan saya memenangkan kontes tersebut sehingga berhasil menjabat sebagai ketua OSIS. Saya juga mengikuti organisasi lain yang bernama PIK-R, yaitu Pusat Informasi Konsling Remaja, pada saat kelas 10, saya sebagai anggota di organisasi itu. Saat saya kelas 11 (2 SMA), saya kembali mencalonkan diri sebagai ketua OSIS dan berhasil kembali memenangkan kontes tersebut, sehingga saya menjadi ketua OSIS selama 2 periode. Selain itu, saya juga kembali masuk ke dalam PIK-R untuk mencalonkan diri sebagai ketua, dan alhasil, saya terpilih sebagai wakil. Saya juga bergabung ke GenRe(Generasi Remaja) tingkat kabupaten dan di amanahi sebagai wakil ketua umum. Sebagai anak muda, saya memiliki hobi membaca, karena dengan membaca akan membuat saya menjadi seorang yang berpengetahuan, saya juga suka bermain tenis meja dan badminton. Mungkin itulah sedikit dari perkenalan saya. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Periode Kepemimpinan Setelah Nabi Wafat

2 Oktober 2022   17:59 Diperbarui: 3 Oktober 2022   09:10 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PERIODE KEPEMIMPINAN SETELAH NABI WAFAT

(Sumber : Sejarah Islam Karya Dr. Muhammad Suhail)

1. Periode Khalifah Rasyidin (11-40 H/632-661 H)

Periode Khalifah Rasyidin (11-40 H/632-661 M) melanjutkan periode risalah. Para Khalifah Rasyidin ini memiliki hubungan yang sangat kuat dengan nabi Muhammad saw. Mereka menempuh jalan yang sama dengan jalannya nabi, perbedaanya, mereka tidak menerima wahyu dari Allah swt. Mereka juga menerapkan nilai nilai dan tuntutan yang di ajarkan nabi saw.

Pada periode Khalifah Abu Bakar yang sangat pendek (11-13 H/632-634 M) terjadi berbagai peristiwa besar yang menjadi fondasi bagi perkembangan negara islam pada masa masa berikutnya. Periode itupun di warnai  oleh murtadnya sebagian kaum muslimin sertanya munculnya nabi nabi palsu. Setelah menyelesaikan urusan dengan orang orang yang murtad dan para nabi palsu, Abu Bakar mulai melakukan ekspansi.

Ekspansi daulah dilanjutkan pada Khalifah Umar ibn al-Khattab (13-23 H/634-644 M) sehingga wilayah meliputi Syam, Mesir, Irak, dan Persia. Penduduk negeri negeri baru itu pun berbondong berbondong masuk islam. Meskipun masih banyak di antara penduduk negeri negeri itu yang belum memeluk agama islam, Umar merasa senang karena banyak di antara mereka yang tertarik untuk mempelajari islam dan mengikuti tuntunannya.

Pada masa Khalifah Ustman ibn Affan 924-35 H/644-656 M) mulai muncul gonjang ganjing politik di tengah komunitas islam sehingga Khalifah sendiri menjadi korbannya.

Fitnah dan berbagai konflik internal menghebat pada masa Khalifah Ali ibn Abu Thalib (34-40 H/656-661 M) sehingga umat islam terpecah menjadi beberapa kelompok. Sikap dan kecenderungan politik juga memecah barisan umat islam  dan generasi mudanya serta menimbulkan perselisihan dalam beberapa urusan syariat. Khalifah Ali ibn Abu Thalib  sendiri gugur menjadi salah satu korban dan fitnah pertikaian tersebut.

2. Periode Khilafah Bani Umayah (41-132 H/661-750 M)

Periode ini di hiasi berbagai peristiwa besar, peperangan, penaklukan, dan berbagai dinamika politik lain yang di rekam para sejarawan. Mereka menuliskan periode ini dari berbagai sisi dan dengan gaya penulisan beragam. Di antaranya ada beberapa peristiwa kelam yang mengguncang sejarah dunia islam, seperti peristiwa karbala juga pengepungan  dan penjarahan Mekah serta Madinah. 

Berbagai peristiwa kelam itu seakan akan menutupi kecemerlangan yang di capai wangsa Umayyah. Selama periode kekuasaanya, wangsa ini menghadapi  banyak musuh seiring dengan munculnya berbagai kelompok politik di tengah komunitas islam sejak terbunuhnya Ustman ibn Affan  dan perang Shiffin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun