Mohon tunggu...
Safrina MaghfirotulUla
Safrina MaghfirotulUla Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

mahasiswa fakuktas dakwah dan komunikasi prodi komunikasi penyiaran islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosok Pejuang Ketahanan Pangan untuk Negeri

20 Februari 2021   13:02 Diperbarui: 20 Februari 2021   13:08 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik Kementrian Pertanian stok pangan nasional diprediksi akan mengalami surplus hingga bulan Juni 2020, namun hal ini bukan berarti bahwa Indonesia serta merta terbebas dari ancaman krisis pangan yang bisa terjadi dimasa mendatang. Ditambah lagi, masa pandemi COVID-19 yang belum pasti akan berakhir kapan memiliki dampak yang sangat terasa di bidang pertanian.

Berharapnya pandemi Covid-19 akan segera berakhir, karena berpengaruh besar terhadap pekerjaan, banyaknya orang yang pengangguran tidak bekerja karena pandemi. 

Pandemi Covid-19 mempunyai banyak pengaruh, bukan dari sisi pekerjaan, semua kegiatan sehari-hari berdampak negatif jika keluar rumah namun ada Sosok pejuang pangan di Indonesia, sekeras apapun keadaan yang mengancam, mereka akan tetap melakukakn pekerjaannya. Karena demi mementingkan warga di Indonesia dan demi mencari jalan rezeki untuk keluarganya.

Indonesia mempunyai tanah yang luas dan lapang namun sangat disayangkan, sumber daya manusianya kurang untuk memanfaatkan dari hasil bumi yang ada, padahal jika sumber daya manusia banyak yang terjun sebagai petani Indonesia akan lebih banyak sektor pangan yang didapatkan. Tetapi,  Petani pada saat ini harus dipertahankan kesehatannya karena keadaan yang tidak memungkinkan kesehatannya untuk keluar rumah, maka dari itu petani sangat di hati-hati. 

Melihat keadaan seorang petani semakin kesini banyak yang sudah rentan usianya atau tua, usianya sudah tidak memungkinkan. Banyaknya para petani yang mempunyai umur yang tidak muda lagi, karena sebagai penerus bangsa sekarang sudah bekerja dengan pasion masing masing, jadi semisal anaknya petani mereka tidak mau anaknya meneruskan seperti orangtuanya, karena saking pengennya seorang petani ingin mempunyai anak yang mapan dan sukses kedepannya. Seharusnya, masyarakat juga dapat ikut andil dalam menjaga ketahanan pangan untuk menghindari adanya krisis pangan. Masyarakat memiliki peluang untuk membangun kedaulatan dan kemandirian pangan. Dalam masa pandemi seperti ini, masyarakat cenderung menjadi lebih kreatif dan bisa berkreasi untuk mengakali situasi yang ada.

Ketahanan pangan sendiri memiliki dua kata kunci penting yaitu ketersediaan pangan yang cukup dan merata serta akses penduduk terhadap pangan, baik secara fisik maupun ekonomi. Dr. Susanawati, SP., MP, dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), mengatakan bahwa jika diidentifikasi dari kedua poin tersebut, ketahanan pangan kita secara umum dapat dikatakan sedang terganggu. Dalam masa pandemi ini pemerintah telah memberlakukan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah, masyarakat juga diminta untuk mengurangi kontak fisik dan melakukan pekerjaan dari rumah. Hal ini dapat berpengaruh pada produksi, distribusi, dan juga konsumsi pangan.

Adanya sosok pejuang pangan di Indonesia atau yang disebut petani Indonesia kita harus bersyukur dengan mereka. Tanpa petani kita tidak bisa makan dengan sesuap nasi, banyak yang menganggap kalo tidak ada nasi maka diganti dengan roti, perktaan itu sangat tidak sinkron dengan orang-orang di Indonesia karena nasi adalah bahan pokok utama yang lebih penting yang memiliki karbo yang banyak.

Maka dari itu kita seharusnya mengapresiasi seorang petani yang selalu mempertahankan pekerjaannya sebagai penanam dan membuat padi yang bisa kita olah sebagai nasi. Meski tidak sedikit lagi yang menggampangkan  atau meremehkan pekerjaan seorang petani, maka harus di banggakan sebagaimanapun mereka bekerja demi warga Indonesia agar tetap makan dan bisa bertahan hidup.

oleh :Safrina Maghfirotul Ulla Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Unisnu Jepara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun