Mohon tunggu...
Safniyeti
Safniyeti Mohon Tunggu... Dosen - THE SUN IS NEW EVERYDAY

THE SUN IS NEW EVERYDAY (Dream it, Wish it, Do it)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Penyebab Pudarnya Pesona Permainan Layang-layang

24 Juni 2020   21:22 Diperbarui: 25 Juni 2020   12:27 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sejumlah anak bermain layang-layang dan warga mulai beraktivitas olah raga di Lapangan Serbaguna kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (28/5/2020). Pemkot Bekasi akan segera memberlakukan tatanan normal baru pada bulan Juni mendatang. (Foto: ANTARA FOTO/PARAMAYUDA)

Era sadget seperti sekarang, sulit menemukan permainan tradisional salah satunya layang-layang. Permainan tarik ulur benang ini sesekali bisa ditemukan di daerah pedesaan. Padahal permainan ini masih banyak penggemarnya terutama bagi kaum laki-laki. 

Dulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, saya sering melihat orang bermain layang-layang di lapangan. Ya mungkin karena saat itu saya tinggal di desa, masyarakatnya masih mengusung permainan lama. 

Mereka yang bermain akan saling berteriak, berkejar-kejaran jika melihat ada layang yang putus, memanjat pohon bahkan atap rumah untuk mengambil layang-layang tersebut. 

Saat sedang bermain mereka akan berkata, "adu". Maksudnya mengadu layangannya dengan milik orang lain. Siapa yang paling tangguh dan layangan siapa yang akan putus terlebih dahulu. 

Terkadang terdengar pula kata "gulung", artinya gulung benang tersebut, bisa jadi serangan lawan semakin berbahaya atau sekedar ingin menurunkan layangannya. 

"Tidak adanya ruang bagi anak-anak tersebut membuat mereka malas untuk bermain layang-layang. Apalagi di wilayah perkotaan, sulit sekali menemukan lapangan. Bagaimana caranya mereka bermain jika tidak ada satupun tempat yang bisa digunakan?"

Beberapa hari belakangan ini saya melihat begitu banyak layang-layang berterbangan. Saya terperangah, masih ada ternyata disini. Memang saya tinggal di perbatasan antara kota dan kabupaten, jadi daerahnya masih cukup asri, hembusan angin masih cukup kencang dan terasa. 

Bayangkan, dalam sehari saja bisa 3 layang-layang yang putus dan tersangkut di atap kamar saya. Kemudian ya saya ambil dan diberikan kembali kepada anak-anak tersebut keesokan harinya.

Kalau tidak saya ambil mereka akan berisik, menarik benang dengan keras sampai antena tetangga yang ada dilantai 2 digoyang-goyangkan. Kalau patah bagaimana? Sebelum layangan tersebut ada ditangan mereka, mereka tidak akan berhenti. 

Terkadang, saya menjahili mereka. Saya ambil layangannya dan mereka riang merasa mendapatkan layang-layang. Ternyata mereka hanya mendapatkan benangnya saja. 

Penyebab Pudarnya Pesona Layang-Layang, Permainan Tarik Ulur Benang (Sumber: Dok. Pribadi).
Penyebab Pudarnya Pesona Layang-Layang, Permainan Tarik Ulur Benang (Sumber: Dok. Pribadi).
Kenapa permainan layang-layang ini pesonanya memudar? Mungkin bisa dijelaskan dengan beberapa alasan berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun