Mohon tunggu...
Safiya Fadlulah
Safiya Fadlulah Mohon Tunggu... Lainnya - Master's Student at PTIQ Jakarta

Melakukan kebaikan bagaikan nafas dalam hidup manusia. Bukan harap jasa dan imbalan manusia semata, namun Ridho Allah yang utama. Maka melakukan kebaikan sebanyak mungkin dalam hidup adalah target terbesar dan dengannya lahirlah target-target lainnya. Karena hidup manusia itu harus bertarget.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hitam Putih Kehidupan

23 Oktober 2020   10:24 Diperbarui: 23 Oktober 2020   10:46 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup manusia penuh dengan warna warni yang mengejutkan. Dan segala yang ada dalam kehidupan manusia diciptakan dengan berpasangan. Siang berpasangan dengan malam, kanan dengan kiri, mudah dengan sulit, pahit dengan manis, dan lain sebagianya. Keduanya ada untuk saling melengkapi dan saling menyempurnakan. Terangnya mentari siang tak akan pernah terasa tanpa gelapnya malam. Demikianlah antara dua hal yang diciptakan untuk saling melengkapi dalam hidup ini. 

Di balik setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Meskipun manusia itu ditmpa kesulitan yang bertubi-tubi. Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga. Namun pada hakikatnya kemudahan adalah goal akhir dari kesulitan yang dirasakan manusia dalam hidupanya. 

Allah memberikan kesulitan kepada manusia untuk memunculkan kemudahan. Karena setiap kesulitan datang dengan kemudahan. Kesulitan juga bukan untuk memberatkan hidup manusia, hanya saja manusia yang membuatnya semakin sulit. Sebelum mencapai goal kemudahan, maka orang tersebut belum mencapai puncak kesulitannya. 

Manusia itu memiliki porsi hidupnya masing-masing, tidak bisa membandingkan hidup seseorang dengan lainnya. Ada yang hidup dengan berbagai kemudahan, serba sulit, penuh tantangan dan sebagainya. Sebagai seorang muslim yang taat, kita harus mampu melihat keadaan masing-masing dengan kacamata masing-masing. 

Jangan seorang murid melihat kehidupannya dengan kaca mata gurunya. Pasti dia akan melihat hal yang berbeda dan bertolak belakang dengan yang seharusnya dia lihat. Seorang nelayan jangan melihat dengan kacamata seornag petani. Ini sudah jelas berbeda. Setiap orang dituntut untuk menjalani hidupnya dengan pandangan dan usahanya masing-masing. Tidak bisa manusia itu selalu bergantung pada lainnya dalam setiap permasalahan hidup meskipun terkadang membutuhkan bantuan. 

Segala yang ada di dunia berawal dari tiada lalu akan kembali menuju ketiadaan pula. Antara ada dan tiada. Hal yang saling melengkapi pula. Demikianlah hidup manusia di dunia. Hidup adalah amanat manusia, bagaimana manusia menghadapi dan menjalaninya kembali pada pribadi masing-masing. 

Segala yang ada dalam kehidupan manusia adalah fana dan akan hilang kecuali perbuatan manusia yang akan berbalas nantinya. Setiap perbuatan manusia berbalas sesuai dengan ukurannya. Perbuatan baik mendapat ganjaran baik pula demikian dengan perbuatan buruk akan mendapat ganjaran yang buruk pula. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun