Mohon tunggu...
safira hakim
safira hakim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Musik Dangdut Menjadi Sarana Komunikasi Politik

16 Desember 2018   19:42 Diperbarui: 16 Desember 2018   19:46 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Musik dangdut adalah kombinasi antara musik melayu dan musik india, lalu musik ini berkembang dan menghadirkan dengan ciri khasnya yang berbeda dengan musik melayu. Musik dangdut memiliki irama yang ringan, inilah yang membuat penyanyi dan penikmat musik ini dengan mudah untuk menggoyangkan anggota badannya. Musik dangdut pun sangat mudah diterima masyarakat karena liriknya yang sederhana dan mudah dicerna dan menjadi cerminan dari kondisi masyarakat kelas bawah yang memiliki ciri khas kelugasan dan kesederhanaanya.

Karena hal tersebut, di era modern ini musik dangdut banyak digunakan sebagai sarana komunikasi, terutama komunikasi politik, khususnya melalui media radio. Soleman Yusuf, selaku direktur program dan produksi LPP RRI menyatakan bahwa "musik dangdut ini adalah musiknya orang Indonesia dan diantara jenis genre lainnya yang paling banyak didengar oleh masyarakat Indonesia adalah musik dangdut". 

RRI sendiri sudah melalukan riset bersama Lembaga Riset Independen bahwa alasan utama masyarakat ingin mendengarkan radio karena salah satunya untuk hiburan melalui musik dan musik yang paling besar  ingin didengar oleh masyarakat adalah musik dangdut itu sendiri, maka dari itu RRI mencoba memberikan wadah mereka untuk memberikan kebutuhan dan kepuasan pendengar. RRI sendiri tetap memilih musik-musik dangdut yang baik untuk didengar oleh masyarakat.

Di era demokrasi ini, khususnya di Indonesia, musik tidak hanya sebagai media komunikasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penggunaannya, musik berkembang dan mulai merambah di kancah politik nasional. musik dangdut dan kampanye partai politik sudah menjadi simbosis mutualisme sebab keduanya saling membutuhkan. 

Penyanyi dangdut mampu membuat massa ramai dan partai politik atau calon pemimpin membutuhkan massa untuk mendengar visi dan misinya. Kita akui bahwa dangdut adalah bahasa mereka, jadi memang ini adalah media efektif untuk menarik masa. Begitu juga denganpenyanyi dangdut tidak hanya membuat asyik masyarakat dengan nyanyian dan goyangannya. Penyanyi juga mempunyai misi menjadi duta bagi pesta demokrasi dengan cara mengimbau publik agar tidak golput.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun