Mohon tunggu...
Safira Nurulita
Safira Nurulita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Enjoy your life and you deserve to be happy !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Stigma ODHA Selalu Buruk di Masyarakat?

1 Desember 2021   15:25 Diperbarui: 1 Desember 2021   16:01 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang dengan HIV/AIDS butuh dukungan dan dorongan dari masyarakat serta lingkungan sekitarnya.

Tentu masih banyak masyarakat yang awam akan istilah ODHA. Banyak dari mereka hanya mengetahui penyakit yang menyebabkan orang tersebut terjangkit. Odha adalah singkatan dari orang dengan HIV AIDS. Lalu mengapa odha selalu mendapat cap buruk oleh masyarakat? Apakah ODHA tidak berhak melanjutkan hidupnya? Stigma-stigma itulah yang membuat pengaruh buruk terhadap orang yang terjangkit penyakit HIV AIDS yang tentunya masih dianggap tabu oleh masyarakat.  

Banyak dari kalangan masyarakat yang belum mengenal apa itu penyakit HIV AIDS. HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV akan masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya. Akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah terkena penyakit. Kondisi ini disebut AIDS.

Sedangkan AIDS disingkatkan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrom, yaitu kumpulan gejala penyakit (sindrom) yang didapat akibat turunnya kekebalan tubuh yang di sebabkan oleh HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi opportunistic). Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.

Sejak kasus HIV-AIDS pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987, jumlah kasus terns bertambah dan menyebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Data tentang jumlah sebenarnya orang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) di Indonesia sulit untuk didapat. Seringkali dikemukakan bahwa jumlah penderita yang berhasil dihimpun hanyalah puncak dari sebuah gunung es yang di bawahnya menyimpan petaka yang sangat mengerikan. Setiap kasus yang dilaporkan diperkirakan ada 100 orang lainnya yang sudah terinfeksi HIV, namun tidak terdeteksi.

Penularan HIV sendiri hanya akan terjadi bila pertama, virus HIV berhasil hidup di dalam tubuh manusia, kedua virus harus dalam jumlah yang besar, ketiga HIV harus masuk ke tubuh orang melalui cara penularan tertentu. HIV ditularkan melalui tiga jalur, yaitu melalui hubungan seksual yang tidak aman (heteroseksual atau homoseksual), melalui penerimaan darah atau produk darah melalui transfusi darah (saat ini sudah jarang karena donor darah sebelumnya telah melalui skrining), penggunaan narkoba suntik atau injecting drug user (IDU), alat medis, alat tusuk lain (tato, tindik, akupuntur, pisau cukur, dan lain -- lain ) yang sudah tercemar HIV, penerimaan organ, jaringan atau air mani, dan melalui ibu yang hidup dengan HIV kepada janin di kandungannya atau bayi yang disusuinya.

Stigma terhadap ODHA masih banyak terjadi di masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan hampir separuh dari responden memiliki sikap negatif terhadap ODHA. Bentuk stigma di antaranya tidak bersedia makan makanan yang disediakan atau dijual oleh ODHA, tidak membolehkan anaknya bermain bersama dengan anak HIV, tidak mau menggunakan toilet bersama dengan ODHA, bahkan menolak untuk tinggal dekat dengan orang yang menunjukkan gejala HIV/AIDS. Apabila terdapat ODHA dalam keluarga, mereka merasa takut untuk tidur bersama dengan ODHA dan tidak bersedia merawat seperti menyiapkan makanan dan membersihkan peralatan makan, serta duduk dekat dengan orang-orang terinfeksi HIV yang tidak menunjukkan gejala sakit.

Stigma merupakan penghalang terbesar dalam pencegahan penularan dan pengobatan HIV. Selain itu, stigma terhadap ODHA juga menyebabkan orang yang memiliki gejala atau diduga menderita HIV enggan melakukan tes untuk mengetahui status HIV karena apabila hasilnya positif, mereka takut akan ditolak oleh keluarga dan khususnya oleh pasangan. Munculnya stigma di masyarakat juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS.

Pengetahuan tentang HIV/AIDS sangat memengaruhi sikap seseorang terhadap penderita HIV/AIDS. Stigma terhadap ODHA muncul berkaitan dengan tidak tahunya seseorang tentang mekanisme penularan HIV dan sikap negatif yang dipengaruhi oleh adanya epidemi HIV/AIDS.  Kesalahpahaman atau kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS sering kali berdampak pada ketakutan masyarakat terhadap ODHA, sehingga memunculkan penolakan terhadap ODHA.

Pemberian informasi lengkap, baik melalui penyuluhan, konseling maupun sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat berperan penting untuk mengurangi stigma. Pemberian pengetahuan atau informasi terkait HIV adalah salah satu cara yang efektif untuk menjelaskan tentang pencegahan dan penularan HIV. Seseorang dengan pengetahuan yang baik dan benar terkait HIV diharapkan dapat menurunkan bahkan menghilangkan stigma pada ODHA.18 dari 20 Persepsi masyarakat terhadap ODHA memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku memberikan stigma. Hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian stigma HIV/AIDS dengan pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan ODHA, juga berhubungan dengan pengalaman tentang adanya rasa malu dan menyalahkan yang berhubungan dengan penyakit AIDS. Demikian juga persepsi terhadap penderita AIDS akan sangat memengaruhi cara orang tersebut bersikap dan berperilaku terhadap ODHA.

Hal-hal penting yang sebenarnya tidak membuat kita tertular penyakit HIV/AIDS: Bersalaman dengan ODHA, Menggunakan peralatan makan/minum Bersama/bergantian, Menggunakan jamban yang sama dengan ODHA, Berpelukan dengan ODHA, Melalui gigitan nyamuk yang berasal dari ODHA, Tinggal serumah, Berciuman dengan ODHA asal tidak terkena air liur secara langsung.

Penyakit HIV-AIDS merupakan penyakit yang dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya dan dapat menyerang semua golongan umur, tidak terkecuali pada anak usia sekolah. Dalam strategi Ottawa carter, disebutkan salah satu upaya untuk promosi kesehatan adalah dengan keterampilan individu (Personnal Skill). Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok- kelompok tersebut terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun