Mohon tunggu...
Desri Amalia
Desri Amalia Mohon Tunggu... Buruh - Pribadi

Jalan-jalan | Makan-makan | Foto-foto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kejelian Menteri SYL Menggandeng Era 4.0

13 Desember 2019   19:47 Diperbarui: 13 Desember 2019   19:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.suara.com ›

Menggerakkan dan mengoptimalkan teknologi di sektor pertanian. Seperti diketahui dari berbagai media, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kerap menegaskan itu.

Menteri Syahrul Yasin Limpo atau familiar dengan identitas inisialnya SYL berhadap optimalisasi teknologi bakal mendongkrak target pembangunan pertanian.

Dari hulu sampai ke hilir harus meningkat. Itu yang diraih Menteri SYL.

Jika konsep itu yang digulirkan Menteri SYL pada kinerjanya ke depan: merupakan langkah jitu dan tepat. Kini era industri 4.0. Tak dapat dibendung derasnya industri 4.0.

Rupanya: Menteri SYL cermat membaca kemajuan zaman. Pemanfaatan dan optimalisasi teknologi di sektor pertanian akan mengubah semua jadi efektif dan efisien.

Soal waktu kerja yang lebih cepat. Petani tak lagi menguras waktu mengolah lahan pertaniannya seperti tradisi dulu.

Dengan begitu meminimalisir biaya produksi petani. Sebab tak memakan waktu lama memanen. Petani pun lebih banyak punya waktu luang sebab kecepatan kerja teknologi.

Begitu juga mengenai akurasi hasil pertanian. Akan lebih terukur. Kapan panen (yang bisa lebih cepat). Komoditas apa yang diperlukan sesuai musim. Bagaimana mengantisipasi kegagalan bertani dan solusinya.

Dengan teknologi: Menteri SYL membantu peningkatan pengetahuan petani.

Ketika distribusi produksi pertanian ke pasaran pun jadi ringkas. Kerja manusia terbantu dengan teknologi. Dapat dikira-kira perhitungan selesai/rampungnya.

Alhasil: biaya terdistribus mengecil. Berdampak ke harga yang terjangkau. Mungkin saja meredam gejolak harga pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun