Tanggal 10 Januari 2018 pukul 24.00 pendaftaran pasangan calon bupati  dan wakil bupati pada Pilkada 2018 Banyumas telah ditutup KPU Banyumas. Dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Banyumas mendaftar ke KPU. Dua pasangan ini adalah Achmad Husain dan Sadewo Tri Lastiono dan pasangan Mardjoko dan Ifan Haryanto.
Mardjoko -- Ifan Haryanto  diusung oleh Gerindra, PKS, PAN, Golkar, PKB. Sedangkan Husein -- Dewo diajukan oleh PDIP, Nasdem dan Demokrat. Dua kubu koalisi yang selalu bertarung berhadap-hadapan  di berbagai daerah pada Pilkada 2018 ini. Apakah pertarungan dua kubu ini khususnya PDIP dan koalisinya di pemerintahan dengan oposisi lawannya  yang dikomandani Gerindra akan berlangsung seru sengit dan dramatis di Pilkada Banyumas?
Nostalgia,
Pilkada Banyumas akan digelar 27 Juni 2018 Â diikuti dua pasang calon. Mereka akan head to head saling berhadapan memungkinkan pertarungan menjadi sengit, seru dan mendebarkan. Kedua calon bupati ini kembali turun gelanggang, Achmad Husein petahana sudah tiga kali tarung di Pilkada. Pada Pilkada 2008 sebagai wakil bupati berpasangan dengan Mardjoko dan memenangkan kontestasi itu.
Ada 4 pasangan saat 2008, Mardjoko-Achmad Husein, Bambang Priyono-Tossy Ariyanto, Singgih Wiranto-Laily Sofiah dan bos nikah siri Aris Wahyudi-Asroru. Mardjoko-Achmad Husein berjaya.Â
Yang menarik ketika itu adalah bagaimana lika-liku Aris Wahyudi bos nikah siri yang mendapatkan rekomendasi DPP PDIP menyingkirkan Bambang Priyono yang digadhang-gadhang jadi jagonya wong Marhen Banyumas. Kaum nasionalis bantheng moncong putih rontok berantakan karena konflik dan gontok-gontokan internal. Ini mengulang pemilihan bupati zaman  Pilkada masih dipilih di DPRD tahun 2003, Bambang Priyono, Dokter Tri dan Aris Setiono di mana BP yang diusung PDIP pun kalah berkat konflik internal.
Pilkada Banyumas 2013 Â yang digelar 17 Februari 2013 lebih seru karena banyaknya jago yang tarung di gelanggang. Ada 6 pasang, mereka-mereka itu adalah, empat pasangan yang diusung oleh gabungan partai politik, yakni pasangan Mardjoko-Gempol Suwandono yang diusung Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Gerindra. Pasangan Achmad Husein-Budhi Setiawan (Husein ber-Budhi) yang diusung PDIP Â dan PPP. Pasangan Warman Suharno-Winarni (Wani) yang diusung PAN dan PKS.Â
Pasangan Muksonudin-Hendri Anggoro Budi (Muri) yang diusung Partai Demokrat, PKB Â dan Partai Karya Peduli Bangsa. Dua pasangan dari jalur perseorangan, yakni pasangan Toto Dirgantoro-Saefuddin (Toto-Sae) dan pasangan Anteng Tjahyono Widyadi-Dwi Basuki (Oyong-Uki) Saat itu Dokter Budhi Setiawan yang menjadi Ketua DPC PDIP Banyumas bisa menata partai dan belajar dari dua kali terjungkal internal partai menjadi kompak solid sepi gejolak dan konflik, Achmad Husein-Budhi Setiawan berhasil meraih R1 Banyumas.
Mingtelu-Mingtelu,
Menarik, Achmad Husein dan Mardjoko, mereka akan mingtelu-mingtelu. Berdua, sebelumnya telah dua kali njago bupati, tahun 2008-2013 dan 2013-2018 dan kini berdua akan mingtelu pada 2018-2023. Achmad Husein sekali wakil bupati dan dua kali bupati sedang Mardjoko tiga kali bupati. Skor 2 : 1 untuk Achmad Husein.
Menggelitik, mari kita sisir tagline mereka. Petahana "Kiye Bae Lanjutkan" Kayanya, tak ada prestasi menonjol pada masa pemerintahannya. Kata orang, pengamat, wong ngrasani, lamban, statis, cari aman, kurang kreatif apalagi inovatif.  Apakah bila nanti diberi extra time lanjutkan meningkat kinerjanya dan menuai banyak prestasi?