Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Layakkah Bogor Finalis We Love Cities?

9 Juni 2016   09:07 Diperbarui: 9 Juni 2016   13:22 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era globalisasi persaingan individu dan komonitas menjadi hal yang wajar, karena kemampuan individu dan kelompok menjadi syarat mutlak dalam memenangkan pertarungan di berbagai sektor baik ekonomi, jasa, sosial, pendidkan dan industri. Kemampuan memanajemen suatu institusi menjadihal sangat penting dari berbagai sumberdaya yang dimilki untuk mendaptkan output yang telah ditetapkan. 

Kini persaingan institusi dalam pengertian positif menjadi trend dan bahkan kebutuhan setelah persaingan individu dan kelompok/komunitas lebih awal eksis di era modern. Kemapanan dan keunggulan institusi akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siapaun terutama pengunjung atau penikmat. Era otonomi daerah selain  daerah diberikan kebebasan dalam secara leluasa dalam membangun aspek kelembagaan, juga daerah dituntut mandiri dalam pengelolaan keuangan termasuk mencari sumber sumber pendapatan daerah melalui PAD. Kabupaten/Kota yang kreatif dan mampu membaca setiap perubahan, ia akan selalu dan senantiasa kreatif membangun daerahnya dengan berbagi cara, agar Kabupaten/Kota tersebut eksis, tentu tidak luput untuk sarana melambungkan pribadi dalam kepentingan politik dan masa depan kariernya.Untuk itu siapapun kepala daerahnya karena sudah dipilih secara langsung, maka program dan janji janjinya akan dipertaruhkan setelah menduduki jabatan. Ia harus berupaya menjaga dan memenuhi janji janji tersebut dengan baik.

Tahun 2016 Bogor terpilih menjadi finalis We Love Cities yang diselenggarakan oleh World Wide Fund (WWF) bersama dengan 45 kota yang ada di dunia. Kota yang menjadi juara akan mendapatkan predikat THE MOST LOVEABLE SUSTAINABLE CUTY 2016. Untuk itu masyarakat Bogor diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dalam upaya mendukung menjadi juara melalui perbaikan kebijakan untuk menjadi yang lebih baik.

Posisi hingga 6 Juni kta Bogor masuk dalam urutan ke 3 melalui masukan, pilihan dan dukungan masyaraat melaui Medsos. Perolehan data hasil #WeLove Bogor# melaui Twitter 63.224, Instagram 17.766, Votes 3.710 dan Improve 4.020, sementara target yang harus dicapai kota Bogor untuk menjadi juara adalah untuk Twitter  100.000, Instagram 50.000, Vote 15.000 dan Improve 25.000. Wow jumlah suara yang sangat besar dan berat untuk memenuhi syarat sebagai pemenang hingga 19 Juni 2016. Cara mendukung kota Bogor menjadi We Love Cities sangat mudah yaitu dengan masuk ke welovecities.org/bogor lalu klik VOTE NOW.

Syarat menjadi juara tidaklah mudah, perlu upaya dan kerja keras seluruh pihak, tidak hanya di bebankan pada pemerintah kota Bogor, tapi harus mendapat dukungan dari masyarakat, akademisi, tokoh mayarakat, tokoh agama, komunitas komunitas dan generasi muda. Mengingat permasalahan kota Bogor masih sangat berat dan harus segera mencari jalan keluar yang terbaik dengan tetap mengedepankan kepentingan banyak pihak, tanpa kekerasan dan penuh kesadaran. Kunci dari perubahan yang utama terletak pada leardership/kepemimpinan yaitu Wali Kota Bogor, untuk mampu merencanakan dan mengiplementasikan seluruh kebijakanya dengan dukungan stake holder terkait.

Ada bebrapa catatan penting menurut saya yang harus dibenahi kota kota Bogor agar menjadi lebih baik dan layak menjadi juara We Love Cities 2016, diantaranya adalah: (1) Perbaikan mentalitas dan manajemen pengelolaan birokrasi dan orientasi kerja yang didukung oleh kinerja aparaturnya, (2) diperlukannya kebijakan satu atap atau satu kawasan perkatontoran kota Bogor, untuk memudahkan akses masyarakat dan efektivitas pelayanan, (3) perbaikan dan penataan sara transportasi publik yaitu angkot, bus dan kereta api dalam upaya mengindari kemacetan dan polusi udara, (4) Bogor sudah layak untuk membangun jalan tol untuk menghubungkan dari baranang siang ke Dramaga/terminal Bubulak kemudian menghubungkan jalur baranang siang ke Ciawi melalui lintas Tajur, (5) Jalur jalur lintasan rel kereta api di bebrapa titik harus di benahi dengan membuat jembatan layang atau underpass, hal ini sangat mendesak untuk menguarai kemacetan struktural, (6) memperbaiki jalan jalan yang memiliki potensi kecelakaan dengan cara mengaspal dengan bahan yang berkualitas dan memadai, jalan jalan di Bogor selama ini rata rata tambal sulam, (7) memperbaiki sistem drainase atau saluran air yang sering meluap ketika hujan tiba dan tidak sedikit mengakibatkan kecelakaan dan kerugian masyarakat termasuk menutup aliran aliran air sepanjang jalan, (8) menertiban polisi olisi tidur yang membentang sepanajang jalan dan tidak memenuhi aturan lalu lintas mulai dari jarak antara polisi tidur dan ketinggianya, keberadaan polisi tidur justru mengganggu pengguna jalan dibandingkan keuntunganya, (9) menertibkan pedagang pedangan atau kios kios yang menghiasi sepanjang jalan utama trotoal sehingga menganggu pengguna jalan yang jalan kaki. Secara umum hal tersebut menghiasi kota Bogor dan jika tidak ada regulasi kota Bogor akan menjadi kota kumuh dan tidak teratur, (10) menertibkan pajangan pajangan spanduk dan baleho yang bertebaran sepanjang jalan utama, selalin menganggu pengendara juga dimungkinkan memiliki potensi kecelakaan karena di pasang tidak berarturan dan membentang sarana umum, tiang listrik, telepon dan pohon pohon, (11) sungai di Bogor menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat Bogor sehingga sungai keruh, dangkal dan tidak enak di pandang. Harus ada upaya dan sangsi berat bagi masyarakat yang melakukan hal tersebut dengan cara menertibkan dan mengoptimalkan penyediaan TPS dan pengangkutanya, (12) menata kembali tempat tempat umum dengan penampilan yang menarik dan elegan, sehingga masyarakat nyaman di lokasi tersebut, (13) membatasi dan menghentikan pembangunan hotel, mall/pusat perbelanjaan dan perumahan/komplek karena hal tersebut selain menimbukan kemacetan baru juga akan merusak lingkungan sehingga kualitas udara dan air akan terganggu dalam jangka panjang, (14) memghijaukan kembali kota Bogor dengan program program rumah tangga berbasis RT, RW dan kelurahan melaui perlombaan lintas kelurahan dengan tema Bogor Hijau dan Sehat, (15) menghidupkan kembali sarana sarana olah raga di setiap kelurahan dan kecamatan dengan dukungan infrastruktur yang memadai, (16) menertibkan potensi potensi kejahatan transportasi dan pasar yang sangat memrugikan masyarakat dan pendatang (operasi preman), (17) menghidupkan program Bogor kota baca yaitu dengan pustaka keliling, dan (18) mengoptimalkan fungsi fungsi nilai sejarah Bogor denagn menampilkan replikasi citus citus kejayaan kota Bogor di berbagai Mall atau Hotel dan Sarana Umum.

18 catatan yang harus diperbaiki oleh Kota Bogor dalam menuju We Love Cities tersebut merupakan hasil pengamatan saya selama di Bogor sejak 2002 dan berbagai masukan dari kelompok kelompok diskusi sepanjang tahun. Untuk memwujudkan hal tersebut memang sangat berat dan butuh anggaran yang relatif besar karena hampir keseluruhanya menyangkut insfrastruktur, namun pak Bima Arya harus mampu memulia di 5 tahun pertama ini agar di kemudian hari permasalahan kota Bogor tidak semakin menumpuk dan menjadi beban generasi berikutnya.

Kita ingin kota Bogor Juara dan mendapat gelar WE Love Cities tingkat dunia dan itu akan menjadi kebanggaan Indonesia. Selamat berjuang.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun