Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi JK Bertaruh Diri Demi Partai atau Rakyat?

5 Januari 2015   23:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:45 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2015 benar benar menjadi tahun pentas dan pembuktian Jokowi JK beserta kabinetnya untuk menunjukkan kekuatan dan janji janjinya saat kampanye pilpres 2014 di hadapan ratusan juta penduduk Indonesia. Tahun 2015 juga menjadi pijakan awal pemerintahan Jokowi JK untuk membuktikan kejujuran dan kesriusannya untuk menjadikan Indonesia lebih baik dari sebelumnya.

Ini bukan hanya sekedar mengelola dan mengendalikan puluhan juta manusia namun ratusan juta manusia dengan latar belakang dan kebhinekaan yang kuat dan besar. Ini juga bukan hanya mengendalikan dan mengelola 1 pemerintahan/ibu kota dengan seperangkat kerja dan infrastrukturnya, namun ini mengelola Indonesia.

Tentu, energi Jokowi JK beserta kabinetnya harus jauh lebih besar, efektif dan kuat dibandingkan kabinet SBY yang sdh 2 periode mengelola Indonesia dengan susah payahnya. Kabinet Jokowi di ibaratkan sebuat kekuatan dan kecepatan mobil cc tinggi namun harus melalui jalan yang terjal karena banyaknya hal yang harus di benahi. Untuk satu sektor pendidikan, kesehatan dan pertanian saja membutuhkan jam terbang, energi, pemikiran, tenega serta anggaran yang memadai agar terukur dan tercapai keberhasilanya. Artinya kabinet Jokowi JK harus mampu mengendalikan dan mengelola negara ini jauh lebih dari sebelumnya.

Ada 5 syarat/kunci sukses Jokowi JK  beserta kabinetnya jika ingin sukses.

Pertama, Jokowi JK harus memposisikan dirinya sebagai seorang leadership bukan manager. Hal ini penting karena seorang pemimpin negara tidak hanya berfikir teknis yaitu otak atik kebijakan baik mikro atau makro (fiskal dan moneter), namun seorang kepala negara adalah sumber inspirasi dan pengobar semangat rakyatnya. Seorang pemimpin selalu dan akan tetap dibarisan terdepan bersama masalah rakyatnya dan pemberi solusi cepat bukan memperkeruh suasana. Jokowi JK harus menunjukkan kedekatanya dengan rakyat bukan dengan cara cara blusukan saja tapi ia harus mendengar dan melihat penderitaan rakyatnya dan bersama sama mengentaskanya. Seorang leadersip adalah berfikir matang sebelum bertindak dan ia sangat menjaga independensi dirinya dari pengaruh pengaruh diluar dirinya.

Kedua, jokowi JK harus melihat realita politik dan kultur masyarakat Indonesia dengan berbagai kemajemukkanya. Masyarakat sudah terlalu lama larut dalam kenikmatan logistik (high comsumtion) atau pemerintah selalu memebrikan solusi logistik dibandingkan membangun mentalitas masyarakatnya. Untuk itu Jokowi JK memiliki tanggungjawab besar untuk menjaga tradisi kesatuan dan persatuan bangsa dengan menjaga keutuhan beragama. Jokowi JK jangan membangun konflik/gap lintas partai, karena jika hal itu dilakukan, maka sama halnya bunuh diri atau bertarung. Jika hal itu yang dilakukan, maka Jokowi JK akan larut dan sibuk dengan hal hal yang sifatnya pragmatis bukan realistis.

Ketiga, Jokowi JK harus membuang jauh jauh pengaruh dan godaan dari pihak luar(kelompok yang ingin memanfaatkan/mengambil manfaat dari posisinya). Jika hal ini tidak mampu di lakukan Jokowi, maka sama halnya ia telah menodai dan menghianati janji janjinya. Jokowi JK harus sadar betul, bahwa jabatan itu banyak sekali godaanya dan tidak sedikit pemimpin pemimpin dinia jatuh dan hancur gara gara tidak memegang jabatan/amanahnya dengan baik. Tangan Tuhans selalu bekerja dan berlalu untuk siapaun yang dihendaki. Hampir semua presiden RI tidak ada yang mendarat mulus, semuanya mendarat dan kemudian jatuh sangat menyakitkan hingga rakyat tidak mengenangnya kembali.

Keempat, Jokowi JK harus melihat realita dan populasi masyarakat Indonesia secara nyata, bahwa secara statistik penduduk Indonesia mayoritas muslim idiologis dan memiliki ikatan emosional historis. Untuk itu jangan memncoba coba untuk mengusiknya apalagi memperalatnya untuk tujuan tujuan jangka pendeknya. Jokowi JK harus menempatkan diri dengan baik  terutama dalam ritual agama, contoh sederhana mengucapkan salam dalam acara acara resmi kenegaraan atau bukan, sebagaimana di lakukan oleh presiden presiden sebelumnya. Hal ini bukan hal yang sederhana, tapi sangat berharga bagi Jokowi JK. Saat Jokowi JK berkampanye salam dan ucapkan posistif lainya di ucapkan dengan fasih, maka pertahankanlah hal itu.

Kelima, Jokowi JK harus selalu memperbaiki diri dan mengasah diri dalam kepemimpinannya terutama dalam hal mengasah kepemimpinan dan pengetahuanya secara reguler. Permasalahan bangsa ini dinamis dan selalu bertambah, maka dibutuhkan sosok pemimpin yang siap berubah dan memiliki responsip tinggi. Mengelola negara ini bukan hanya dengan instrumen kerja, kerja dan kerja, namun membutuhkan keterpautan dengan kecakapan spriritual, sikap dan mentalitas. Jokowi JK harus mampu membangkitkan semangat kerja dan mentalitas rakyat  dalam upaya mebangun cita cita besar bukan hanya memuaskan perut rakyat tapi juga pikiran, mental dan obsesinya. Jokowi JK harus mampu membangkitkan keterperukan mentalitas anak bangsa dengan kekuatan iman dan ketajaman kepemimpinanya.

Sanggupkah Jokowi JK?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun