Sebuah Narasi yang Terluka
Pada Ribuan tanya,
Generasi mereka yang lupa akan kebahagiaan
Dihancurkan tentara zionis bengis
Ramadhan dan hari raya berkubang darah
Di negeri kita,
Anak-anak menikmati pagi indah dan liburan yang menyenangkan
Di tanah palestina, air mata menggantikan sejuknya embun pagi
Palestina,
Mimpi anak-anak dihancurkan dari masa ke masa
Tidak ada hari libur bagi mereka, tidak ada.
Taman bermain ditukar dengan puing berserakan
Asap hitam dan suara martir jadi hidangan setiap saat, nasib mereka diujung pelatuk senjata api.
Anak-anak menyasikan tanah mereka dirampas
Rumah-rumah di hancurkan, kebebasan kehidupan direbut paksa
Tangis mereka disana, terdengar di negeri ini
Hari ini,
Matahari tidak pernah indah di mata mereka
Rumah penuh cinta hanya mimpi belaka
Rindu pada kedamaian dan masa kecil adalah harapan
Palestina
Semua mata tertuju padanya
Pada anak - anak yang tidak lagi berani bermimpi
Masa bermain diganti dengan perang dan penjajahan
Kemanusiaan yang mana yang kita maksud?
Luka di palestina, berdarah di dada indonesia
Cita-cita luhur UU 1945 menjaga ketertiban dunia
Ketertiban yang mana yang kita maksud?
Cita-cita luhur UU 1945 perdamaian dunia, yang mana yang kita sebut perdamaian?
Tangis di palestina, isak nya di Indonesia
Kongsi kemanusian menjadi gengsi tidak bergizi
Anak-anak, tidak bersalah ikut menjadi korban keserekahan dan kebiadaban
Kita teriak HAM tapi lupa kalau kemanusiaan kita sudah mati sejak dulu
Kita terlalu peduli pada diri sendiri
Mimpi anak-anak di palestina sudah kita bunuh
Kita teriak sekencang mungkin tapi zionis tidak peduli