Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Maknai Sukses

3 November 2017   23:34 Diperbarui: 4 November 2017   09:24 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto. Persisalamin.com

Hari ini, semua orang inginkan kesuksesan. Kerja keras, usaha, perjuangan, perang, karya dll adalah bentuk sukses.

Klasifikasi sukses terjadi dalam banyak hal. Sehingga sukses sama seperti tujuan akhirnya. Pendapat para tokoh sukses itu sebagai bahasa motovasi yang memotovasi mereka karena pernah gagal, mencoba lagi, gagal lagi, mencoba dan gagal lalu mencoba lagi, lagi dan lagi. 

Kata, Bob Sadino: Sepiring Nasi Kesuksesan (kalau saya mengharapkan besok saya bisa makan, dan besok saya dapat makan, saya sudah sukses).

Kata Zig Ziglar menyebut sukses adalah "Mendapatkan banyak hal yang bisa dibeli oleh uang dan semua hal yang tak bisa dibeli oleh uang. Anda bisa membeli kasur, tapi Anda tak bisa membeli tidur yang nyenyak."

Dari kedua defenisi sukses diatas, semuanya pernah mereka buat. Orang-orang akan bicarakan keberhasilan kalau mereka mendapatkan kesuksesan itu dengan kerja keras dan jelasnya pengorbanan

Berangkat dari satu kemauan kecil, lahirlah semangat untuk menuju sukses yang kebanyakan orang sedang mimpikan tetapi sukses itu tidak sesederhana Menyeduh secangkir Kopi untuk pagi yang cerah, atau semangkuk mie instan untuk mengganjal perut kosong setelah seharian wara-wiri di media sosial.

Logikanya sangat sederhana, tapi kalau bersandar pada logika. Kadang orang2 tidak bisa menerima bahwa kenyataan kesuksesan mereka ternyata dicapai dengan cara yang jauh lebih instan dari sekedar seduh kopi dan masak sebungkus mie.

Kita logikakan kesuksesan sebagaimana kita saat belanja disebuah mall mewah, dan tempat barang yang kita belanja ada pada lantai 07 block A. Kalau dalam memaknai kesuksesan seperti belanja ini, tenyata sukses itu instan

Mengapa tidak?

So, kalaupun barang yang mau kita belanja, ada dilantai 07 block A jelasnya 95% orang setelah sampai pintu depan mall pastinya menuju lift atau eskalator

Artinya orang melewati 6 lantai bangunan mall hanya dlm hitungan menit, instankan. Begitu keluar lift, barang yg dia ingin sudah ada didepan mata. Tawar menawar, harga pas tancap gas, sukses itu seinstan itu bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun