Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Bijak dari Sang Guru (Soekarno)

9 Oktober 2017   04:43 Diperbarui: 9 Oktober 2017   05:19 3486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ir. Soekarno | Presiden RI Pertama

Soekarno, Republik Indonesia dengan segala macam percobaan, tantangan dan hiruk pikuk menuju bangsa baru yang merdeka. Nama lelaki gagah dan berkharismatik ini, bagi segenab bangsanya adalah Pemimpin dan sekaligus guru yang bijak. Pada bangsa ini, dirinya mengutuk keras kekerasan dan penjajahan juga penindasan. 

Menjadi seorang pimpinan pada sebuah bangsa besar adalah bukan hal yang biasa dan basa basi. Soekarno muda, dengan dialek khas yang kritis, membakar semangat generasi kala itu melalui pengeras suara klasik. Pidato demi pidato, nyaring dan sangat melengking di telinga. 

Tidak hanya celoteh kosong tak bermakna, dalam hal pengabdian terhadap bangsa ini, siapapun tidak bisa menandinginya. 

Kata-kata dia bak lidah api meyulut reranting kering menjadi bara, membakar, terbakar dan terus terbakar. Begitulah cara Soekarno muda mengasah bangkitkan semangat juang. 

Sebagai seorang Presiden Pertama di bangsa ini, di Republik Indonesia merdeka. Soekarno ada dihati semua lapisan generasi, disegenab tumpah darah Indonesia.

Seorang Nasionalis sejati, sang Proklamator Kemerdekaan dengan ketegasan serta karakter bijaknya meneriakkan kemerdekaan, meneriakkan kehidupan baru, berulangkali kata merdeka keluar dari bibir keringnya "Merdeka, merdeka, merdeka"

Tanggal 6 Juni 1901, merupakan tahun serta tanggal kelahirannya, menjadi dewasa Soekarno Muda ditakdirkan mengendali kekuasaan di bangsa besar pada saat penjajahan masih berlangsung. Sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan tangguh membuat bangsa kulit berwarna ketar ketir terhadap perjuangan beliau dan rakyatnya.

Bangsa Ini sangat menghargai jasa-jasanya, sebab semangatnya masih tertanam bersemayam bersama jiwa generasi, memberikan motivasi, inspirasi bak emas yang terkandung di bumi pertiwi. 

Membangun sebuah bangsa besar hanya bisa dilakukan oleh pemimpin bijak dan tegas seperti Soekarno, saat ini mencari sosok sepertinya sama seperti harus menjual seluruh isi bumi di Tanah air tercinta. 

Pemimpin bangsa satu ini menjadi guru yang bijak dan sepetunya harus diteladani. Tidak ada dan tidak mungkin bisa, sebuah kemajuan, apalagi untuk kemajuan bangsa hanya dengan bisa memimpin saja. Bijak dalam segala hal merupakan modal utama membawa bangsa ini menuju kesejahteraan besar seperti yang di amanatkan UUD 1945

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun