masih terngiang dan teringat akan pelajaran PMP (pendidikan moral pancasila) ataupun PPKN (pendidikan pancasila dan kewarganegaraan) yang saya pelajari sewaktu sekolah dasar hingga sekolah menengah. Bagaimana kita diajarkan tentang arti kerukunan, toleransi, hingga persatuan dan kesatuan.
Mengapa kita mempelajari ini semua?tak lain adalah agar tercapai kemajemukan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, bangsa, dan agama. sehingga semboyan Bhineka Tunggal Ika dapt terwujud dan menciptakan indonesia yang tentram dan damai.
Namun malam ini sungguh semboyan bhineka tunggal ika, hanyalah sekedar menjadi semboyan tanpa makna. malam ini saya melihat sendiri kejadian memilukan di bogor, di saat saudara - saudara kita umat kristiani sedang melakukan kebaktian di gereja merayakan natal. Ada orang-orang yang berpawai menaiki mobil bak terbuka membawa pengeras suara mereka bersholawat kencang,membaca alquran, mengenakan pakaian muslim lengkap dengan sorban. Entahlah apa maksud mereka melakukan itu. Apakah mereka tidak ikhlas membiarkan saudara - saudara sebangsanya melaksanakan ibadah dengan tenang? Belum lagi kasus GKI Yasmin, mengapa kota bogor sekarang menjadi seperti ini?
Tidakkah mereka ingat akan pelajaran PMP yang dahulu mereka terima?dimana lagi kerukunan antar umat beragama,dimana toleransi kita? Dimana lagi semangat menjaga persatuan dan kesatuan?
Haruskah bangsa ini mengalami kehancuran dahulu agar setiap orang bisa bersatu seperti di saat jaman penjajahan dahulu?
Semoga ini bukan pertanda bahwa bangsa Indonesia di ambang kehancuran karena saling benci dan saling membela agama masing-masing dan merasa paling benar. saya muslim dan saya mengucapkan selamat natal kepada kawan - kawan yang merayakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H