Mohon tunggu...
saddam
saddam Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan Masyarakat Papua dalam Pandangan Teori Strukturasi

5 Desember 2021   18:00 Diperbarui: 5 Desember 2021   18:13 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan suatu keadaan dimana ketidakmampuan seseorang dalam hal me menuhi dan mencukupi segala kebutuhan hidupnya dimulai dari sandang,pangan,dan papan.

Adapun jenis-jenis kemiskinan yang umumnya dikenali yaitu kemiskinan struktural yang kemiskinan yang terjadi pada masyarakat disebabkan akibat struktur sosial masyarakat itu tidak memungkinkanmereka mengakeses penunjang yakni pendidikan,kesehatan,SDA,dll

.Lalu jenis kemiskinan yang kedua yaitu kemiskinan kultutural yang mana kemiskinan itu terjadi diakibatkan karena budaya yakni seperti malas,tidak memiliki motivasi mengubah taraf hidup,boros,dan mudah menyerah.

Fenomena seperti menjadi tinta hitam yang sulit dihilangkan di Indonesia, seiring bergantinya pemimpin dengan jargon andalnnya namun tetap saja tidak membawa dampak siginifikan terhadap perubahan taraf hidup masyarakat keseluruhan di Indonesia.Keadaan ini menyebabkan turunnya kualitas tingkat SDA yang mana berdampak pada produktivitas dan pendapatan yang diperolehnya rendah. 

Pola kemiskinan terus terjadi, yang dengan penghasilan yang rendah tidak mampu mendapat ruang diranah pendidikan, kesehatan, dan nutrisi secara baik sehingga menyebabkan kualitas sumberdaya manusia dari aspek pendidikan dan kesehatan rendah, yang ujungnya berakibat produktivitas juga rendah.

Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan sejak kemerdekaan telah menampakkan tanda akan terkuranginya jumlah dan proporsi penduduk miskin di Indonesia,namun seperti yang saya katakan diawal tadi bahwa ini tidak memberi efek begitu mendalam.Mungkin kita bisa bersyukur untuk perbahan yang terjadi saat ini,akan jangan sampai pencapaian ini memberi efek nina bobok yang pda akhirnya membuat kita tutup mata bahwasanya masih banyak kemiskinan yang terjadi terlepas dari jenisnya.

Jika menilisik jauh lebih dalam untuk mengulas problematika kemiskinan dan ketimpangan masyarakat di Papua itu menimbulkan tanda tanya,bagaimana mungkin orang disana tidur diatas hamparan emas tapi bukan milik mereka,akan tetapi mereka hanya menjual pinang untuk mencukupi kebutuhannya.

Kita melihat telalu banyak sudah dilakukan pemerintah dalam hal membangun infrastruktur dan sarana prasarana publik akan tetapi itu halnya hanya terjadi tepusat pada jawa sedangakan daerah lain semisal seperti papua yang terus diserap SDAnya seakan dianak tirikan.Mungkin ini hanyalah sekedar opini penulis,mungkin saja!,

Untuk bagaiamana mendapatkan gambaran sederhana dari penyebab umum kemiskinan terjadi pada anak papua dan bagaimana kejelasannya mungkin bisa kita dapatkan dari hasi hasil riset yang dilakukan SMERU Institute.

Kemiskinan struktural adalah sebuah hal yang nyata dan realitasnya memang terjadi di Indonesia. Sebuah penelitian fenomena sosial yang pernah dikerjakan begitu lama dan cukup menguras waktu oleh suatu lembaga riset SMERU Institute yang dilakukan dari tahun 2000 – 2014 dengan mengolah data-data dari 1.522 anak-anak dan mengkomparasi pendapatan mereka. 

Pada tahun 2000, saat anak- anak tersebut berusia 8-17 tahun dengan pendapatan penghasilan mereka di tahun 2014,pada saat mereka telah menginjak usia dewasa yaitu 22-31 tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun