Mohon tunggu...
Saddam Ossa Santalum
Saddam Ossa Santalum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UMM 21

Manajemen UMM 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi dari Cash ke Cashless

19 Januari 2022   21:22 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:38 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transformasi Cash to Cashless

New normal merubah segalanya yang paling nyata dirasakan dalam aspek ekonomi, kita dituntut untuk menggunakan pembayaran non-tunai atau cashless yang bertujuan untuk mengurangi interaksi langsung fenomena ini disebut cashless society. Cashless society sudah menjadi wacana sejak beberapa tahun silam dan mulai mengalami perkembangan, pemerintah Indonesia juga mendukung kegiatan ini dengan mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Disusul pada 2017 pemerintah memberlakukan sistem pembayaran non-tunai secara menyeluruh pada tol. Semua kegiatan ini direncanakan untuk visi pemerintah yang bertajuk Go Digital Vision 2020. Setelah itu munculah start up seperti Gojek dengan Gopay, Grab dengan Ovo juga yang terbaru ada dompet digital Bernama Dana dimana kita cukup top up ke indomaret, alfamart atau atm untuk mempermudah kegiatan non-tunai tersebut.

Berkembangnya penggunaan sistem pembayaran cashless sangat pesat ini dikarenakan kelebihan juga kemudahan yang ditawarkan sistem tersebut. Seperti contoh ketika menggunakan sistem pembayaran cashless pengguna dapat dengan mudah menggunakan juga efesiensi dalam waktu juga keamanan yang terhitung tinggi, dengan cukup memakai smartphone dan data seluler atau wifi. Selain itu keamanan yang menggunakan face id, finger print atau pin juga menambah tingkat keamanan sistem pembayaran tersebut.


Sistem pembayaran cashless juga didukung oleh kegiatan milenial yang lebih memilih untuk menggunakan sistem tersebut dikarenakan memiliki keuntungan dalam efesiensi waktu dan keamanan yang tinggi. Kaum milenial cenderung lebih akrab dengan teknologi informasi, ditambah masyarakat milenial yang semakin "mager" sehingga membutuhkan sebuah sistem yang efisien agar tidak perlu banyak usaha untuk melakukan kegiatan ekonomi. Uang elektronik dan sistem pembayaran non-tunai hadir sebagai solusi atas masalah ini.

Metode cashless selain memiliki keuntungan dalam efesiensi waktu, metode ini juga memiliki kelemahan dimana pengguna juga harus memiliki perangkat yang memadai untuk menggunakan metode ini dan pengguna juga harus memverifikasi data diri pribadi untuk membuat akun dompet digital, tetapi itu dilakukan bertujuan untuk keamanan pengguna itu sendiri. Itu semua dalam rangka memperlancar kegiatan pembayaran non-tunai atau cashless yang aman dan terjamin keamannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun