Mohon tunggu...
Sadam Khadafi
Sadam Khadafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - A graduate of the History Department at Airlangga University

Jangan takut menulis, asal ada niat dan kebaikan untuk sekitar, lanjutkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Covid-19: Antara Lawan atau Kawan?

17 Agustus 2021   17:03 Diperbarui: 17 Agustus 2021   17:12 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemunculan COVID-19 memberikan dampak ke berbagai sektor. Kemunculan COVID-19 sendiri juga menghadirkan berbagai kebijakan yang dikeluarkan seperti halnya kebijakan social distancing dan Work From Home (WFH). Penerapan kebijakan ini terus dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus SARS-CoV di kalangan masyarakat. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan juga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah untuk mengurangi angka penularan COVID-19.

Akan tetapi, adanya kebijakan pembatasan sosial di era pandemi ini justru menjadi sebuah permasalahan dan dilema bagi sebagian masyarakat khususnya masyarakat dengan tingkat ekonomi kurang mampu. Seperti yang dialami oleh masyarakat Kampung Penampungan Gasong, Jakarta Selatan. Warga Kampung Penampungan Gasong yang sebagian besar bekerja sebagai pemulung merasa sangat terdampak dengan adanya pandemi COVID-19 serta pembatasan sosial yang diterapkan. Dampak dari adanya pandemi serta pembatasan sosial ini membuat pendapatan mereka dari hasil jual sampah ke para pengepul pun terpotong.

Tak hanya itu, anak-anak yang berada di Kampung Penampungan Gasong juga ikut terkena dampak dari adanya pandemi dan pembatasan kegiatan masyarakat ini. Anak-anak di Kampung Penampungan Gasong mengalami kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring. Sejak diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial dan diberlakukannya Work From Home (WFH), kegiatan belajar dan mengajar di sekolah juga ikut menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Adanya pembelajaran jarak jauh ini mengharuskan anak untuk belajar secara daring menggunakan gadget maupun ponsel. Selain itu dengan adanya keterbatasan pendapatan ekonomi yang mereka alami seringkali orang tua tidak dapat menyediakan gadget untuk mendukung anaknya dalam belajar. Lebih lanjut, orang tua yang memiliki lebih dari satu anak seringkali meminjamkan ponselnya untuk anak-anaknya belajar daring secara bergantian. Terkadang, banyak anak-anak yang jika mereka berada dalam satu kelas yang sama nantinya akan belajar daring secara bersamaan melalui satu ponsel saja. Selain memiliki keterbatasan gadget atau ponsel, warga kampung ini juga memiliki keterbatasan dalam memperoleh paket data maupun kuota demi mendukung sarana pembelajaran jarak jauh ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun