Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pedang Pora, Ritual Filosofis Pernikahan Perwira

7 Januari 2016   14:19 Diperbarui: 7 Januari 2016   15:09 3784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Payung Pedang Pora melambangkan doa seorang adik untuk kakaknya (dok WS)"][/caption]

“  … Hari ini pastilah menjadi kenangan indah sepanjang hidupmu

Namun hari ini hanyalah suatu awal

Awal dari suatu perjuangan yang panjang

Perjuangan seorang Prajurit dan Suami

Serta perjuangan istri Prajurit dan istri sejati

Hari esok tidak akan terlewati hanya dengan tawa dan canda

Hari esok adalah kerja keras, kerahkan segala usaha

Tanggung jawab atas tugas dan keluarga ada di pundakmu

Tanggung jawab kepada bangsa dan negara menunggu setiap waktu… “

Begitulah penggalan puisi yang menjadi agenda wajib dalam pelaksanaan upacara Pedang Pora yang merupakan tradisi Korps Perwira di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat anggota prianya melangsungkan pernikahan dan hanya dilakukan sekali seumur hidup. Para perwira yang berstatus duda dan menikah lagi, tidak akan melaksanakan tradisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun