Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fasilitas Premium Shalat Dhuha

20 September 2010   04:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:07 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Shalat Dhuha dinilai 'setara' dengan Tahajjud (Google.pic)"][/caption] Suatu ketika Rasul Saw mengutus pasukan perang dan mereka kembali dengan cepat memboyong harta rampasan (ghanimah) yang banyak hingga menimbulkan perbincangan ramai di kalangan masyarakat (Yusni A Ghazali, 2009). Mendengar itu Rasul Saw bersabda,”…orang yang berwudhu kemudian berangkat ke mesjid untuk menunaikan shalat Dhuha. Orang itulah yang akan mendapatkan tempat penyerbuan paling dekat dan mendapat ghanimah paling banyak serta kembali (menang) dari medan perang dengan cepat.” (HR Ahmad).

Shalat Dhuha yang ditegakkan karena Allah Swt juga memberikan fasilitas-fasilitas lain seperti pengampunan dosa, meningkatkan derajat kemuliaan, waktu mustajab pengabulan doa, perluasan rezeki, sarana sedekah yang diwajibkan atas setiap persendian manusia, dan pintu eksklusif menuju surga.

Fasilitas premium berikutnya yang ditawarkan shalat sunnah yang rentang waktu pelaksanaannya antara pukul 07.00 sampai 11.30 WIB tersebut dapat disimak dalam kutipan hadis-hadis di bawah ini :

…Dan siapa yang keluar dari rumahnya tanpa niat apapun kecuali untuk menunaikan shalat Dhuha ( di mesjid), maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang melaksanakan umrah…’ (HR Abu Daud dari Abu Umamah).

Siapa yang menunaikan shalat Dhuha dan puasa tiga hari setiap bulan, serta tidak pernah meninggalkan shalat Witir, baik ketika ia mukim atau dalam perjalanan. Maka ia dicatat sebagai orang yang mendapat pahala setara dengan mati syahid.’ (HR Abu Nu’aim dari Ibnu Umar).

Ada banyak predikat lain yang disandangkan pada shalat yang memiliki jumlah raka’at berkisar 2-12 sebagaimana dicontohkan Rasul Saw itu; antara lain shalat rezeki dan shalat hartawan yang dermawan. Menurut Yusni A Ghazali (2009), berbagai predikat tersebut memiliki alasan yang kuat. Dinamai shalat rezeki karena waktu pelaksanaannya bertepatan dengan saat Allah Swt membagi-bagikan rezeki dan juga karena shalat Dhuha merupakan tradisi nabi terkaya di dunia, yakni Nabi Sulaiman a.s. Sementara disebut shalat hartawan yang murah hati berkaitan dengan hadis berikut :

Seluruh persendian kalian diwajibkan untuk bersedekah pada setiap paginya. Dan setiap kalimat tasbih merupakan sedekah, dan setiap kalimat tahmid adalah sedekah, dan kalimat tahlil merupakan sedekah, dan setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan itu sedekah dan melarang kemunkaran adalah sedekah. Tapi dua raka’at shalat Dhuha telah mencakup semuanya.’(HR Muslim dari Abu Dzarr).

Rezeki yang tercurah dari penegakan shalat, termasuk shalat Dhuha; dalam pandangan Abdurrauf Al-Manawi meliputi kesehatan, penyembuhan penyakit, mendatangkan kebahagiaan dan semangat, menghilangkan rasa malas, menerangi hati, menenangkan ruh, dan menyegarkan paras wajah.Kesemuanya itu merupakan akumulasi efek positif dari terbentenginya diri dari pengaruh setan karena pendekatan intensif pada Rabb Azza wa Jalla.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun