Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Pers Indonesia Kurang Dihargai?

10 Februari 2020   18:37 Diperbarui: 10 Februari 2020   18:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Pers Nasional tahun ini menjadi momen pengingat para jurnalis Indonesia untuk terus belajar (doc.aceHTrend, galamedia news/ed.Wahyuni)

Hari Pers Nasional tahun 2020 ditandai dengan keprihatinan bahwa belakangan ini banyak media nasional sering dijadikan bahan olok-olok netizen akibat konten yang dinilai 'ngawur'.  Setelah ditelusuri ternyata itu adalah buah dari dilupakannya beberapa elemen dasar penyajian jurnalisme karena berbagai faktor.

Sebuah keberuntungan menemukan tulisan tentang konten buku Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yang berjudul 'The Elements of Journalism' di laman americanpressinstitute.org. Buku itu memuat prinsip-prinsip penting dalam praktek jurnalisme yang baik, termasuk di dalamnya tiga elemen dasar berikut yang kini mulai pudar dalam eksistensi pers nasional sehingga banyak ditinggalkan pembacanya...  

Kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran

Jurnalisme tidak mengejar kebenaran dalam arti absolut atau filosofis, tetapi dalam kapasitas yang lebih membumi.

"Semua kebenaran - bahkan hukum sains - dapat direvisi, tetapi kita melakukan (praktek jurnalisme) berdasarkan kebenaran karena hal itu memang penting dan bisa diterapkan ,"Tulis Kovach dan Rosenstiel selanjutnya mereka menambahkan bahwa dengan demikian kita bisa mencari "bentuk kebenaran praktis dan fungsional." Ini bukan kebenaran dalam arti absolut atau filosofis atau ilmiah melainkan sebuah upaya mendapatkan "kebenaran yang dengannya kita bisa bekerja berdasarkan basis (operasional) dari hari ke hari".

"Kebenaran jurnalistik" ini adalah proses yang dimulai dengan disiplin profesional dalam mengumpulkan dan memverifikasi fakta. Selanjutnya para jurnalis mencoba menyampaikan penjelasan yang adil dan andal tentang maknanya yang harus diselidiki lebih lanjut.

Jurnalis harus setransparan mungkin tentang sumber dan metode sehingga khalayak dapat membuat penilaian mereka sendiri atas informasi yang disampaikan. Bahkan di tataran dengan suara yang meluas, "melakukan yang benar" adalah fondasi di mana segala sesuatu seperti konteks, interpretasi, komentar, kritik, analisis, dan debat bisa dibangun. Seiring waktu kebenaran yang lebih besar akan muncul dari forum ini.

Ketika warga negara menghadapi aliran data yang semakin besar, mereka membutuhkan lebih banyak pemasok informasi yang didedikasikan untuk menemukan dan memverifikasi berita serta menempatkannya dalam konteks yang tepat.

Loyalitas pertama jurnalisme ditujukan pada warga negara

Penerbit produk jurnalisme, baik perusahaan media yang mendapat mandat dari pengiklan dan pemegang saham atau blogger dengan kepercayaan dan prioritas pribadinya, harus mendedikasikan kesetiaan tertinggi pada warga negara. Mereka harus berusaha untuk menempatkan kepentingan publik dan kebenaran di atas kepentingan atau asumsi mereka sendiri.

Komitmen kepada warga negara adalah perjanjian tersirat dengan audiensi dan model bisnis jurnalistik berlandaskan jurnalisme yang diberikan "tanpa rasa takut dan bukan atas pesanan siapapun" dianggap lebih berharga daripada konten dari sumber informasi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun